Rabu, 02 Desember 2015

Serba-serbi Prewedding

Alhamdulillah wasyukurillah satu step terlaksana dengan lancar. Satu step sesi pemotretan yang sempat bikin deg-degan. Prewedding. Yup, foto prewedding jaman sekarang seolah menjadi suatu kewajiban. Seolah loh ya, bukan menjadi kewajiban , catet! Jadi setelah pusing menentukan jadwal antara mas cami dan mas fotografer, akhirnya weekend akhir November kemarin menjadi agenda foto. Memang kami merencanakan foto pada bulan November, harinya harus Sabtu atau Minggu. Harus, karena mas cami enggak bisa kalau weekday. Lalu setelah ngobrol sama pihak foto, didapatlah pertengahan November. Ada satu hari jadwal kosong mas fotografer. Namun, dari kesatuan mas cami di saat yang sama ada pergantian atribut seragam, jadi enggak bisa. Yasudah, diundur lagi. Minggu depannya, sama-sama enggak bisa karena mas cami harus berangkat ke Morotai dan mas fotografer juga ada job. Dan dua minggu kemudian, bisa enggak bisa mas cami pokoknya harus bisa. Sempat dagdigdug juga ya, karena saat itu Babby O, alias motor CB-nya mas cami sedang ditouch up ulang di bengkel. Dagdigdug bisa jadi tepat waktu enggak ya. Alhamdulillah bisa.

Foto prewed kami ya seperti pada umumnya lah ya, outdoor dan indoor. Selesai foto sempat tanya, bisa terima file editing kapan? Mas Aris, si fotografer (iya kami menggunakan jasa Ariessphoto) menjawab enggak ada seminggu jadi. Oke baiklah. Enggak lama kan ya, lalu shock campur seneng karena keesokan harinya dikabari sudah jadi. Makasih yaa. Makasih banget. Dan seperti bride to be lainnya, yang ingin masang foto di DP bbm, saya juga gitu, hehe. Bukan bermaksud show off, namun lebih kepada  bagaimana menghimpun doa restu untuk kami dari teman-teman. Selain banyak yang komen soal foto, banyak yang tanya kapan hari H, banyak pula yang tanya seputar prewedd. Diulas sedikit deh di sini.

1. Tema Prewedding
Tema itu penting. Dia menjadi sense of photo menurutku. Kalau bisa sih tema itu yang kamu banget atau malah bukan kamu banget. Bisa ambil tema casual sport, tema piknik, pesta kebun, tema di sekolah dan lain-lain. Urusan tema juga harus dikonsultasikan sama fotografer karena dia yang lebih tahu bagaimana angle foto sesuai tema, jadi akan mempermudah ketika sesi ppemotretan. Sedikit banyak fotografer juga akan ngasih saran kok. Sekedar foto berdua, nyenderin kepala di pundak pasangan itu sudah dari jaman dahulu ada. Dan wajib ada sepertinya (efek terlalu sering hunting pose prewed di Instagram 😂).
Tema yang dipilih akan menentukan tempat, kostum, properti, make up, bahkan waktu pemotretan. So, harus dipikirin matang-matang demi hasil yang maksimal.

Dari awal kami merencanakan prewed, mas cami maunya prewed sama motor CB klasiknya. Otomatis temanya adalah Casual Outdoor ada motor CB. Hal pertama yang saya lakukan adalah, hunting foto di IG tentang prewed, terutama yang pakai properti motor, bahkan mobil dan kendaraan berat lainnya. Foto yang menarik hati, saya capture, lalu saya masukkan ke dalam satu folder 'Ins Prewed' di HP, biar gampang aja nyarinya.

Tema kedua adalah Beautifully Indoor. Kenapa saya nyebutnya demikian, karena yang indoor itu kesannya harus anggun, so harus beautifull. Hehe. Apalah ini.

Urusan tema fix, selanjutnya yang dipikirkan adalah...

2. Lokasi Prewedding
Setelah fix tema, lokasi foto akan jadi bahan pertimbangan selanjutnya. Sebenarnya saya punya banyak sekali stock tempat yang cocok. Mulai dari Monumen Jend. Soedirman di Nawangan Pacitan, lalu JLS Pacitan sebelum Pantai Soge dan Kawasan Tumpak Ces, lalu ada di kawasan hutan jati Sampung, jalanan hutan jati di Kec. Jenangan, area gantole Waduk Gajah Mungkur, lapangan bataliyon Kodim, dan masih banyak lagi. Namun itu masih dalam bentuk angan-angan. Perlu banyak pertimbangan  yang harus dipikirkan. Dari segi waktu, kami memilih yang paling efektif dan efisien, enggak lama dan enggak capai di perjalanan. Setelah berangan-angan sama mas cami dan ngobrol sama pihak Mas Aris, ada dua alternatif, lap. Kodim sama kawasan persawahan di daerah Lembah. Akhirnya untuk casual outdoor classic-nya kami foto di kawasan persawahan di daerah Lembah. Dan untuk beautifully indoor kami enggak muluk-muluk, foto di studio AriessPhoto adalah pilihan terbaik.

3. Kostum dan Make Up
Kostum berkaitan juga dong sama tema dan tempat. Untuk casual outdoornya kami pilih memakai kemeja putih dan bawahan hitam. Kesannya memang agak resmi ya, namun tetap elegan casual kok. Kami enggak mau pakai kaos tapi juga gak mau keliatan formal banget, jadi ya dipilihlah itu tadi. Untuk beautifully indoor sudah dipastikan mas cami memang menggunakan PDL dan PDU. Saya sempat bingung mau pakai kostum apa, memakai kebaya sudah terlalu mainstream, memakai bridal enggak disetujui sama mas cami, alhasil saya galau tingkat dewa. Di tengah kegalauan saya, tiba-tiba IG saya difollow sama akun jualan kain embos dan batik. Iseng-iseng saya follback. Dan ternyata jodoh kostum saya ada di sana. Setelah berhasil COD-an sama sistanya, kain embos dan batik saya jahitkan model kebaya kartini, dan hasilnya adalah kostum saya di beautifully indoor. Alhamdulillah. Kenapa saya memilih embos, batik, dan kebaya kartini? Pertama karena saya suka batik dan kebetulan saya belum punya kain embos. Kedua saya merasa cantik kalau memakai kebaya kartini, hahaha....enggak kok, maksudnya ya memang embos dan batik cocok buat kebaya kartini. Saya suka dan sesuai dengan tema foto, dan satu lagi, esok hari juga bisa dipake ke kondangan kan. Hehe.

Make up nya saya emang enggak suka yang menor. Make up saya serahin ke sahabat saya, mamacih Ane ayangnya mas Aris 😚😚😚.

Buat make up, tergantung tema dan kostum ya gaes. Bisa make up sendiri, bisa make up dari salon, bisa juga make up dari Aris. Its up to you.

4. Properti
Properti ini kondisional dan optional ya. Sesuain sama tema. Casual outdoor classic saya menggunakan motor CB. Lalu beberapa hari sebelum foto, saya kepikiran pake papan tulis yang ada tulisannya. Awalnya mikir ini bakal alay, tapi setelah bilang sama mas cami yang jawabannya adalah 'terserah, iya enggak papa pake aja' (😪) nanya ke pihak Ariessphoto. Sayangnya Aris belum punya properti itu, mau bikin juga tidak sempat. Alternatif pertama adalah nyari pinjaman, baru alternatif kedua beli. Alhamdulillah alternatif pertamalah akhirnya, setelah pinjam sana sini dan akhirnya dapat. Hehe. Rencananya mau ditulisin Save the Date atau Get Married lah yang paling umum. Eh mas cami usul tulisannya 'arep rabi'. Lucu. Unik. Dan pada akhirnya kami ngelembur bersihin papan dan bikin tulisan, malam sebelum pemotretan.

Beautifully indoor kami di studio Aris. Disana ada beberapa properti yang bisa digunain untuk mempercantik foto.

5. Waktu Pemotretan
Untuk beautifully indoor karena ini di dalam studio, bisa kapan aja ya. Tergantung kesepakatan sama fotografer. Kalau untuk outdoor karena di luar, bergantung sama cuaca, usahain foto pas cahaya lagi bagus-bagusnya. Enggak twrlalu gelap dan enggak terlalu panas. Bisa emang diedit, namun akan lebih lama dalam proses editing. Ya, intinya soal waktu jangan lupa dikonsultasikan juga.

6. Memilih Vendor
Seharusnya sih ini jadi yang pertama, namun saya letakkan di bawah karena memang perlu namun saya yang sudah sejak dulu jatuh cinta sama jepretannya Aris, jadi enggak perlu memilih vendor. Ini murni bukan karena kami kenal, dan bukan pula karena saya dibayar untuk mempromosikannya, tapi kembali pada pribadi kita mau makai mana. Di Ponorogo sendiri banyak sekali vendor jasa foto prewed dengan berbagai penawaran. Saya memang enggak hunting, tapi nanya-nanya sedikit dan kepo dari IG. Tapi itu untuk sekedar cukup tahu dan nyari inspirasi. Itu aja.
Jadi bijaklah dalam memilih vendor, semua pasti ada plus minusnya. Karena memilih vendor ini sama halnya memilih jodoh. Harus dapat chemistry dan sense of soul. Eeaa.


7. Budget
Ini penting dan krusial. Ini akan menentukan berapa tema dan segala printhilan yang akan digunakan. Banyak vendor yang menyediakan berbagai paket prewedding. Pilihlah sesuai kemauan dan kemampuan. Karena kami menggunakan Ariessphoto, sekedar gambaran ya, kami mengambil dua tema plus cetak di pigura 16R enggak ada sejeti.

Ada beberapa teman yang nanya, 'prewedmu habis berapa juta?' Saya jawab segitu, pada enggak percaya. Ada juga yang bilang itu harga teman, hello kalau masih enggak percaya, hubungin Ariessphoto sendiri deh buat minta price list-nya. Dan kalau masih penasaran kenapa dibikin model gitu, nanya sendiri aja deh kenapa dibikin gitu. Saya mah ogah aja menjelaskan. Hehe..piss bro.

8. Waktu Pengerjaan Editing
Saran saya, kalau merencanakan foto prewed ditaruh di undangan, segera prewed deh. Karena foto itu bakal diedit dulu sebelum diserahin ke percetakan. Di percetakan pun juga akan ada antri cetak dan revisi. Belum nanti distribusi undangan yang mana kan ada aja tuh undangan dari luar kota.

Jadi kamu berhak tahu berapa lama waktu pengerjaan editing dari vendor yang dipilih. Pengalaman dari teman yang beberapa bulan lalu menikah, editing foto prewednya lama banget. Alhasil berpengaruh sama proses cetak dan distribusi undangan. Enggak mau kan kejadian kayak gitu, jadi harus tahu berapa lama diedit, lalu akan mengikuti proses selanjutnya. Di Ariessphoto biasanya sih enggak ada seminggu. Pengalaman acara lamaran kemarin yang belum ada seminggu udah jadi, saya positif thinking aja pasti cepat. Eh ternyata, keesokan harinya, iya...24 jam dari kami foto sesi kedua, dikabari sudah jadi. Waow. Alhamdulillah. So, be smart ya gaes. Keprofesionalan hal sekecil ini harus diperhatikan juga.


Mm..itu dulu deh serba serbi prewedding saya. Panjang ya? Maaf deh. Hehe. Foto-fotonya next post yaah. 😘😘