Jumat, 23 Oktober 2015

Dear HATERS & KEPOERS

Selamat pagi haters dan kepoers. Selamat datang kembali. Selamat berbelanja. Terima kasih.

Kayak mbak-mbak dan mas-mas Indomart, ucapan-ucapan di atas sepertinya cocok untuk para haters dan kepoers yang selama beberapa bulan ini rajin banget mantengin seluruh sosial mediaku. Mungkin maksud hati ingin mengetahui kehidupan lebih dalam lewat sosial media itu. Tapi apa daya jika ternyata super protektif kalau udah musuh aku. Kasian kamu mbak, mau bikin akun hoax seribu kali juga enggak bakal bisa. Maafkan aku ya.

Lalu apa yang kalian kepo? Apa yang kalian inginkan? Toh beraninya juga cuma di belakang layar. Sini lo ketemu aku. Main-main sini, nanti aku jajanin teh botol sama mie lidi yang pedes itu. Atau kurang classy? Maunya apa dong? Sorry dorry ya di sini enggak jaman deh Pizza Hut. Jamannya itu uleg-uleg dicocol sambel terasi terus elus-elus deh ke mata dan bibir. Dijamin segala hal yang ingin kalian kepoin, bakalan dapat jawaban saat itu juga. Masih kurang? Nanti deh aku ajakin jalan-jalan. Maunya  kemana?

Kalian lo usianya lebih daripada saya, dewasanya seharusnya juga lebih daripada saya. Salah satu dari kalian bahkan udah jadi ibu Jala Senastri. Enggak malu sama seragam mbak masih enggak ada kerjaan ngepoin saya? Kepoin tuh Annisa Pohan. Udah jelas-jelas Ibu Persit KCK yang membahana tuh.

Dear haters and kepoers, serius ya saya malas dan capek sama segala tindakan under classy kalian. Kurang kerjaan banget. Sini lo bantuin cuci piring di rumah. Semoga deh kalian segera capek sama kerjaan enggak bermutu itu. Ngapain sih bikin seribu akun cuma buat kepo kami, duh sumpah terharu saya 😂. Makasih buanyak lo. Udah ah, pertahanan  akun saya dijaga sama badan intelijen. Jangan macam-macam ya. Inget umur mbak. Semoga selamat sampai akhir hayat deh. Lalala.



Posted via Blogaway


'Sik Suwe'

Ya well, semenjak main-main Daisypath banyak yang kepo itu undangannya ya, jadinya kapan, dan sederet pertanyaan kepo lainnya. Jujur deh ya, buat tanggal pastinya enggak sembarang orang aku kasih tahu. Nyari amannya aja.

Sesiang tadi, ada yang nanyain kapan nikah, yang tanya sih temen jaman SMA. Aku cuma bilang bulannya. Dan jawabnya adalah 'oalah, sik suwe ternyata'. Oke darling, kalau kami (mas cami dan aku) berhitung, itu juga cukup lama menurut kami. Itu karena perhitungan kasar timing hari H. Perkara tanggal sejujurnya kami mengikuti apa kata orang tua kami. Enggak dapat dipungkiri kami yang tinggal di Jawa memang soal hari ini menggunakan hitungan weton yang lumayan njlimet. Enggak cuma weton lahir kami, namun ada juga rumusan hari naas keluarga, belum lagi itungan apa itu yang sejujurnya kami enggak paham dan cenderung buat 'manut'. Kalau kata mas cami sih yang penting nikah sesegera mungkin. Hehe

Iya mungkin masih lama, itungan bulan dibilang lama, apalagi yang itungan tahun. Kami enggak butuh komen 'oh kok cepet', 'oh, masih lama, santai non', 'oh, gak nyangka ya kalian mau nikah'. Kami hanya butuh doa. Doa buat kelancaran acara kami. Bener kata bridezilla, masa-masa sekarang adalah masa sensitif dan senewen dengan apa kata orang soal nikahan. Hiks.

Masalah cepet atau lama, harusnya sih ya  dilihat juga dengan persiapan yang udah dilakukan. Kalau kata seseorang itu 'oh, sik suwe ternyata', itu belum apa-apa dibanding dengan persiapan kami. Dengan gini kami dituntut enggak berleha-leha mempersiapkannya. Malah cenderung mematangkan konsep yang sebenarnya simple tapi terkesan ribet karena harus menyatukan beberapa kepala. Oke, yang nikah adalah kami, tapi buat acaranya, yang mana adalah orang tua kami yang punya gawe, tetep harus kami libatkan mulai dari persiapan sejak dini. Apalagi mas cami yang waktunya memang enggak bisa available setiap saat, jadi aku rasa 'sik suwe' dari seseorang beneran enggak sama sekali mendukung. Contohnya adalah nyari jadwal buat prewedding. Enggak cuma kami client-nya kan, dan kami juga harus nyesuain jadwal sama jadwal abang fotografer dan mas cami, sedangkan ortu kami sudah ngasih alarm buat segera prewedd dan naik cetak undangan.

Kalau semisal 'sik suwe' dari seseorang itu bisa menghandle cling-cling jadilah prewedding itu tanggal sekian, jadilah undangan berikut preweddnya itu enggak masalah. Percetakan pun enggak ngerjain undangan pesanan kami doang, dan mungkin ada revisi undangan, belum lagi urusan ngeprint label nama. Hello, 'sik suwe' mu itu gimana mbak yu?

Duh, jadi baper kan cuma masalah itu. Sebenernya enggak penting juga ya bahas ini. Namun ketika ada yang bilang sesimple 'sik suwe' soal hari besar dalam sejarah hidup kami ini, jadi pengen ngambil hikmah atas ketikannya di bbm siang tadi. Mereka enggak tahu apa yang udah kami lakukan dan persiapkan selama masa 'sik suwe' ini. Mereka belum tahu bahwa ngurusin nikahan sendiri itu nikmatnya tak terkira meskipun itu 'sik suwe'. Mereka belum tahu kalau dalam waktu 'sik suwe' itu harus nyiapin berjuta-juta printhilan nikahan. Dan semoga masa 'sik suwe' itu akan indah pada waktunya. Lalu, kapan kamu menikah mbak yu? Semoga cepet ya. Tenang, aku enggak akan bilang 'sik suwe' kok 😊. Kemudian melipir.


Kamis, 22 Oktober 2015

Time So Fast

Daisypath ticker timer wedding, aplikasi ini udah lama banget. Sejak jaman masih eksis di FB dulu pernah ngelink-in sama Daisypath. Dan kemarin ingat itu lalu bikin deh daisypath ticket timer wedding buat kita. Alay? Ah bodo amat. Biar semangat aja liat yang unyu-unyu gitu sambil ngitung mundur hari-H. 😂

Sebetulnya sih ya maunya nge-link ke blog ini. Tapi dari kemarin ngutek-ngutek belum bisa terus. Maklumin, semua postingan dan settingan blog pake HP, rada rempong ya kalau harus bukain setting dari HP. Padahal sebenarnya tinggal copas URL tapi apa daya, belum berhasil.

Sebenarnya tanpa Daisypath sih bisa aja menghitung mundur hingga hari itu tiba. Tapi percayalah Daisypath ini cukup menghibur hati yang galau. Masih sempat galau? Enggak sempat sih, galaunya adalah galau soal perwedding-an. Apa aja? Buat bridezilla yang udah atau sedang ngalamin, pasti ya galaunya ada aja. Biasalah, apa maunya kita pasti akan disinkronkan dengan lingkungan dan saran masukan dari beberapa pihak. Kuncinya ya iyain aja deh daripada ribet, tentunya sambil dipilah dan dipikirin lagi sebenarnya galaunya itu penting atau penting banget.

Btw, suatu ketika pernah sih mikir ngapain sih share di blog, ngeluarin isi kepala apalagi soal persiapan nikah gini. Masih sempat kah ngetik bejibun huruf, lagian siapa yang peduli sih ya sama urusanku soal beginian? 😂 . Oke, tapi sekali lagi aku menguatkan diri sendiri. Bahwa penting gak penting atau dibaca gak dibaca blog ini sama orang lain, blog ini penting buat aku, juga buat mas cami (kelak). Satu hal yang aku ingat, karena kerempongan selama ini adalah fase yang sedang aku jalani saat ini demi masa depan kami nanti. Duh, bahasanya belibet. Ya intinya, blog ini bisa aku baca suatu hari nanti. Karena nyiapin nikahan itu SERU.

X months & X day until our wedding day, thank Daisypath.

Note:
X mean rahasiaaa.


Minggu, 18 Oktober 2015

Oktober in Progress

H-beberapa bulan 😂, lama enggak posting bukan berarti enggak ada progres yang berarti ya. Ini sudah Oktober (masih Oktober), sedikit demi sedikit progresnya semakin bertambah, amiin. Ya well, saya jadi bingung mau posting apa 😣. Yang jelas sudah banyak hal yang telah diurus. Mulai dari gedung, salon, souvenir, catering, beberapa kelengkapan administrasi, prewedding, dan lain-lain. Lets check list one by one:

1. Gedung
Sudah booked dua bulan lalu, iya papa mama semangat mantu anak pertamanya, jauh-jauh hari sudah booked Gedung Sasana Praja. Sempat ganti tanggal, alhamdulillah kosong. Kabar agak kurang enaknya sih beberapa waktu lalu dapat sms dari Mbak Ike kalau tarif buat tahun depan itu naik sekitar 30%, yaudah ya ngikut. Semangat.

2. Salon Rias
Sesuai janji dan arahan dari ibu perias dua bulan lalu yang disuruh balik lagi habis Syuroan, akhirnya kami (saya dan mamapapa) balik lagi ke salon rias yang pertama dan satu-satunya kami datengin dua bulan lalu. Setelah diskusi banyak hal, deal lah. Yang jelas ganti adalah kostum, iyaaaa demi cintaku padanya kuturuti keinginannya soal kostum resepsi. I love You mas cami. Sayangnya sih kemarin mas cami enggak bisa ikutan dengan alasan, mbengkel babby O 😒.

3. Souvenir
Ini nih yang selama hampir dua bulan enggak terpecahkan karena mama papa dan saya maunya beda-beda, enggak ada yang mau mengalah. Hehe. Akhirnya, setelah berhari-hari debat hanya perkara souvenir, akhirnya terpilihlah satu buat souvenir. Jadi kami di suatu Minggu pagi yang cerah menuju Tulungagung untuk hunting ke daerah Pasar Wage. Souvenirnya apa, nanti ah, surprise. Yang jelas, progres untuk souvenir sudah lima puluh persen lebih. Kurang dikit lagi selesai pengemasan. Yup, kami mengemas sendiri, DIY-lah pokoknya. Do it your self, we are wonder woman (dibantuin mama sama yang uti sih 😂💪).

4. Prewedding
Malam minggu kemarin mas cami rela berangkat malam ke rumah sehabis mbengkelin babby O. Ah, love you ya. Niatnya adalah hunting kemeja buat prewedding. Tapi karena terbentur waktu, cuma dapat kemeja buat mas cami, dan keesokan harinya aku ditemeni Ani deh huntingnya. Makasih yaaa 😊.

Jadi malam minggu itu kami kencan buta, sambil mengopi sambil bahas konsep prewed, sambil nyari inspirasi by Instagram 😂. Udah calling-calling Ariess Photo dan insha Allah next month we will take it. Jadwalnya ngikut mas cami 😪. Bismillah.

5. Kelengkapan Administrasi
Beberapa sudah tercukupi, tinggal melengkapi lagi. Mudahkan ya Rabb. Aamiin.

Mm, ada lagi sih progressnya, termasuk catering dan beberapa hal kecil lainnya. Next ya sharing lagi. Tiba-tiba kangen mas cami nih 😉.


Senin, 12 Oktober 2015

Photobooth Enggak Ya?

Sabtu kemarin dapat undangan resepsi pernikahan Mbak Dwi dan Mas Agus, pasangan yang udah dari jaman SMP dan SMA jadi kakak kelas. Pasti seneng ya setelah sekian tahun menunggu, akhirnya hari bahagia itu datang juga. Memang benar, akan indah pada waktunya masing-masing 😂. Jadi ceritanya, dua minggu lalu tiba-tiba bantuin jadi 'vendor jasa' menghias kamar pengantin. Enggak pake kelambu-kelambu sih, cuma pake kembang-kembang yang dirangkai pesan di Dahlia Florist. Tinggal masang dan sedikit touch up kamar pengantin Mbak Dwi dan Mas Agus. Karena jadi 'vendor jasa dadakan' kemarin akhirnya beberapa prosesi jadi ikut terlibat. Sekalian belajar buat besok 😂. Dan masuk list selanjutnya yang bisa ditangani sendiri adalah menghias kamar pengantin sendiri 💪💐😁. Bismillah. Semoga diijabah. Mas cami sempat nanya, kenapa harus dihias, kan tinggal tidur, enggak perlu bagus-baguslah. Yee, enggak mau malam pertamanya beda gitu bang? 😜

Prosesi di nikahan Mbak Dwi kemarin simple dan enggak banyak acara adat yang digelar, alias banyak yang diskip. Tapi aku yakin pasti sesimple-simplenya acara nikahan, akan ribet pada waktunya. Ya, dinikmati sajalah segala kerempongannya. Insha Allah akan jadi berkah. Aamiin.

And, di resepsi nikahan Mbak Dwi dan Mas Agus inilah the first dateng sama mas cami. Sempat telat dateng karena seharusnya dapat undangan sebagai pengiring pengantin, eh gara-gara menunggu mas cami yang harus perjalanan sekitar sejam dulu. Satu hal yang bikin berkesan adalah adanya photobooth. Photobooth masih terbilang langka di Ponorogo tapi sudah cukup booming. Dan mas cami sepertinya pengen ada photobooth, tapi harus pakai photobooth enggak sih biar keliatan lucu? Jadi PR kami selanjutnya nih.

Btw, hasil photobooth kemarin sempat disangkain beberapa orang adalah prewedding kami😂. Mungkin karena saking umumnya pose kami ya. Hihi