Selasa, 19 Januari 2016

Serba-serbi Undangan

Untuk acara resepsi pernikahan atau walimahan atau walimatul ursy, undangan merupakan salah satu hal wajib yang harus ada. Kenapa harus ada karena undangan adalah bentuk pemberitahuan resmi dari yang punya hajat, dalam hal ini orang tua mempelai, ingin berbagi kebahagiaan kepada teman, kerabat, dan beberapa yang dianggap penting dan perlu untuk diundang. Mungin urusan undangan ini sepele, namun tetap harus diperhatikan, terutama soal lama pengerjaan. Hal tersebut akan terkait dengan masalah distribusi. Yakin deh, enggak akan kelar sehari doang urusan distribusi ini. Karena kita juga masih harus ngurusin printhilan lainnya.

Well, sejak beberapa bulan lalu saya sengaja hunting vendor percetakan undangan di Ponorogo. Saya juga blogwalking di dunia maya perkara undangan. Sekarang yang lagi booming adalah undangan model Shabi Cic atau yang banyak bunga-bunga dengan warna-warna pastel atau kalem, tanpa foto prewedding. Eh, bisa juga sih model shabi cic dikasih foto, tergantung bagaimana settingannya. Mau nyari inspirasi model undangan, di instagram buanyak. Kebanyakan home base nya di daerah Jogja. Tapi saya belum tertarik buat pesan undangan secara online. Bukan karena apa-apa sih, ya karena tidak berminat saja kecuali sedikit mengambil inspirasi dari sana. Hehe.


1. Vendor Percetakan
Selain browshing, saya juga tanya-tanya ke teman yang sudah nikah. Masalah percetakan ini relatif. Saya enggak bisa ngejudge percetakan A bagus, B kurang, C jelek. Sekalli lagi, ini relatif. Selain nanya ke teman, saya juga baca di undangan yang ada di rumah. Biasanya akan tertera dimana memesan undangan tersebut.
Di Ponorogo, vendor berikut yang sempat saya datengi sebelum memutuskan Fresco:
a. Eva Print. Jalan Lawu Ponorogo.
b. Harry Print. Jalan Jaksa Agung Ponorogo (barat Telaga Intan).
c. Fresco. Jalan Pramuka Ponorogo (belakang Putra Sala Group).
Tidak banyak memang yang saya kunjungi. Namun selain itu saya tetap tahu ada vendor lainnya. Saya nanya perihal pemesanan tentunya. Akhirnya dengan tidak banyak pertimbangan, akhirnya memilih Fresco.

2. Memilih Jenis Undangan
Jenis undangan di sini saya maksudkan adalah hardcover dan softcover. Kasarannya undangan yang hard itu tebal, soft itu tidak tebal, hehe. Setelah rapat keluarga, kami sepakat memilih soft cover. Alasannya selain karena akan lebih murah harganya, ya karena akan disesuaikan dengan kebutuhan. Karena bagi kami esensi dari undangan adalah pemberitahuan resmi. Soft cover dengan pemilihan kertas, laminasi, desain, dan ukuran yang tepat akan sangat tidak mengurangi dari esensi dan subjek dari yang punya hajat. Kesannya yang hard memang mewah, mungkin bagi sebagian kalangan akan dianggap sebagai prestise dari yang punya hajat. Kembali kepada pribadi masing-masing untuk memilih hard cover dan soft cover. Bijaklah dalam menentukan hal sesederhana ini 😃.

3. Desain Undangan
Jika sudah memilih jenis antara soft cover atau hard cover, kemudian desain. Jika menginginkan foto prewed ditaruh di undangan, jangan lupa foto dulu sebelum pesan. Hehe. Bisa juga sih belum foto tapi udah pesan, tapi atur aja waktunya biar pas ndesain dan naik cetak udah beneran dipasang dan diatur tuh foto. Di percetakan nanti bakal ada jutaan contoh undangan, bisa dijadiin referensi.

1) Tentukan warna tema
Di nikahan saya warna tema adalah biru. Di undangan juga gak akan beda jauh. Biru. Menentukan warna juga akan mempermudah desainernya buat ndesain undangan sesuai permintaan.

2) Foto Prewedding
Menurutku lebih baik ngasih fotonya sejumlah yang mau dipasang aja. Biar masnya enggak bingung. Foto yang unik akan menambah artistik undangan. Banyaknya foto prewed nanti bisa jadi mempengaruhi bagaimana bentuk undangan.

3) Desain Lain
Bisa disesuaikan dengan kepengenan dan  jangan lupa konsultasikan ke masnya.

4) Wording Invitation
"Hawa dijadikan dari pada tulang rusuk Adam, bukan dari pada kepala untuk dijadikan atasnya, bukan dari pada kaki untuk menjadi alasnya, melainkan dari sisinya untuk dijadikan teman hidupnya, dekat dengan lengannya untuk dilindungi dan dekat dihati untuk dicintai". Selain surat Ar Rum 21, saya juga pengen ini ada di undangan. Kenapa? Agar senantiasa ingat sama asal kita, bagi yang ingat. Hehe

4. Deal Harga
Obrolin sama ownernya ya. Gunakan yang seminim mungkin untuk hasil yang maksimal. Hehe

5. Keep Contact sama Vendor
Pada dua minggu setelah pesan atau sesuai kesepakatan, jangan lupa kontak vendor ini buat nanyain gimana desainnya. Enggak harus datang, via smart phone juga bisa. Ini akan mempermudah karena kita bisa tahu desainnya, bisa usul ini itu, bisa merevisi jika ada redaksi yang salah. Setelah desain clear dan enggak bakal ada revisi lagi, vendor akan ngasih satu undangan yang dicetak sebagai sample. Nanti undangan yang jadi akan kurang lebih seperti itu bentuknya. Hehe


Udah kepanjangan cuap-cuap soal undangan. Maaf ya belum ngasih foto undangan di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar