Rabu, 20 Juli 2016

Cerita tentang RAPAK

Beberapa tahun lalu salah satu proses sebelum pernikahan adalah penyuluhan tentang pernikahan. Penyuluhan tersebut sempat ditiadakan, etapi angka perceraian malah meningkat, naudzubillah. Maka dari itu dilakukanlah penyuluhan kembali yang disebut rapak. Begitulah sedikit pengantar dari pak penghulu tentang rapak. Rapak ditangani oleh penghulu langsung sehingga jadwal rapak harus disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Ngatur jadwal-lah istilahnya.

Yang wajib hadir adalah kedua calon mempelai, wali nikah, dan penghulu. Pak modin sih waktu itu ikutan juga, beliau sebagai penyambung antara kami dan pihak KUA. Selama rapak, yang disampaikan oleh penghulu adalah seputar pernikahan, kewajiban suami dan istri, serta segudang tips berumah tangga. Ada juga sih latihan ijab qabul untuk calon mempelai pria, tetapi karena kemarin suami sudah pernah latihan ketika mengurus nikah di kantornya, sama penghulu diskip aja bagian ini. Udah clear chit chat  perihal pernikahan, penghulu bakalan ngeliatin berkas isinya tentang data calon mempelai, wali nikah, mas kawin, dan lain-lain. Jadi pas rapak, harus udah tahu mas kawinnya nanti bakal apa, karena nantinya akan diketik di kertas tersebut dan diketik di buku nikah (cie....), dan nanti bakalan disuruh tanda tangan di kertas tersebut. 

Oiya, jadi kemarin setelah pak modin selesai ngedaftarin nikah di KUA, bakal dikasih slip pembayaran oleh bank yang ditunjuk. Dibayarkan ke bank yang ditunjuk oleh KUA tersebut, kalau aku kemarin di BRI. Jadi kalau ijab qabul dilaksanakan di KUA pada hari kerja adalah tanpa dipungut biaya. Jika ijab qabul dilaksanakan di rumah pada jam kerja atau hari libur, baru deh dikasih slip pembayaran tersebut. Bayarnya sejumlah Rp 600.000,- via bank yang ditunjuk.


Rapak kemarin sempet bikin deg-degan sih. Karena yang dilakukan di KUA sama penghulu langsung. Tapi akhirnya enjoy kok. Selain sedikit penyuluhan itu juga dilakukan croscek data. Enggak seseram yang kami bayangkan saat itu kok. Selamat rapak. 

1 komentar:

  1. mau nanya dong, waktu rapak apa harus sama wali nikah juga, apa tidak bisa diganti dengan saudara lain wali nikah gitu. misalnya wali nikah anak pertama, terus diganti sama anak kedua sementara yang mau menikah anak ketiga? tolong penjelasannya

    BalasHapus