Sabtu, 05 September 2015

The First



Siang menjelang sore kala itu, tuan berjaket biru ke kotaku, berniat menemuiku di penghujung Ramadhan. Well, kami saling kenal empat hari sebelumnya, 12 Juli. Dan di H-1 lebaran itu beliau mengaku menuju kotaku yang berjarak 30an KM. Iya, hanya 30 KM saja. Namun perjuangannya berpanas ria di hari terakhir puasa itu aku hadiahi sebuah rumah, eh maksudnya adalah kuhadiahi singgah di rumah yang pada akhirnya ditolak olehnya. Kenapa ditolak? Karena beliau mengajakku ke pasar burung. Iya aku tahu ini hanya modusnya saja. Ah, tak apalah. Bagiku yang awalnya setengah takut ketika menjemputnya di depan komplek perumahan, dan mendapati tuan berjaket biru ini seperti dejavu. Dejavu karena jaket biru. Jaket biru yang pada beberapa waktu sebelumnya sempat singgah ke mimpiku. Mungkin itu adalah pertanda bahwa tuan berjaket biru akan datang.

Di pasar burung, tak banyak interaksi di antara kami. Beliau sibuk melihat-lihat burung dan menawar pada penjualnya. Berpindah ke outlet lainnya dan berakhir pada permintaanku untuk meminta tolong menemani membeli beberapa titipan orang rumah. Dan disanggupi olehnya. Bahagia 😂. Destinasi selanjutnya adalah salah satu swalayan yang tidak besar juga tidak kecil. Mungkin memang jalannya harus lebih berlama-lama dengan tuan berjaket biru, di swalayan itu tidak ada barang yang aku cari. Dan mari kita menuju satu-satunya mall di kotaku. Berharap mendapatkan barang itu dan sore itu segera berlalu karena aku ada janji dengan besties untuk buber.

Tak disangka, ternyata justru di mall inilah kami semakin merasa dekat. Beliau memintaku menuju hypermart sendirian dan menungguku di outlet kaset film di depannya. Ya well, tidak masalah bagiku yang memang sudah sering melakukannya sendiri. Dan kejadian setelah itu adalah aku mendapatinya sedang sibuk memilah film lalu iseng saja aku jepret. Selesai membeli kaset, entah siapa yang mengajak, kami malah jalan-jalan di mall itu daaaann inilah yang membuatku tiba-tiba jatuh cinta. Alurnya kemudian adalah beliau memintaku untuk membantu memilihkan baju koko untuknya. Dan kami merasa sama-sama sedekat nadi. Eeaa..

Sebut saja itu tadi kencan pertama. Ah, aku rindu.


Selasa, 01 September 2015

Besties, Wanna be Our Bridesmaid?

Lap. Batalion Kodim, Desember 2014

Food Fest. PCC, 16 Juli 2015

Rumahku, 1 Agustus 2015


Karena sahabat adalah rumah kedua...

Besties, adalah nama grup di WA yang berisi enam anggota. Saling kenal sejak kelas 2 SMP di tahun 2005, dan sekarang sudah 2015. Alhamdulillah sudah 10 tahun berlalu. Dulu, kami tidak pernah mengikrarkan akan membentuk sebuah gank atau apalah itu. Seiring berjalannya waktu dan seleksi alam, ternyata merekalah yang tetap tinggal dan tidak pernah pergi, hingga detik ini.

Foto pertama diambil di Lapangan Batalion Kodim Ponorogo. Ini foto pertama berenam difoto sama Ariessphoto. Fotonya keren-keren, sayang di hp ini tak ade (iya saya posting lewat hp 😁). Ya iyalah keren, fotografernya profesional sih ya. Waktu itu liburan Natal yang lumayan panjang menjadikan salah satu dari kami yang berada di Kalimantan cuti agak lama. Yuk mari kenalan dulu...

# kerudung kuning berkaos hitam itu adalah calon Nyonya Rizal yang sedang semi sibuk mempersiapkan pernikahan.ihii
# di kiriku pakai celana jeans it adalah Ane, calon Nyonya Aris (aamiin), mbak cantik ini dulu kuliah kebidanan, tapi sekarang banting setir ke bisnis bridal dan kecantikan. Ceritanya mau kerja bareng mas calon suami, si abang fotografer si mbaknya make up artisnya 😂.
# di kirinya Ane, berhijab ungu namanya Annisa. Dia sejak SMA udah merantau ke Malang. Dilanjut ke Jakarta dan sekarang stay di Surabaya. Kerjaannya yang bergerak di bidang telekomunikasi sering banget bawa mbak ini keliling kota di Indo bahkan ke LN. Nisa lagi pengen banget mimpi ketemu ular. Hihi. Katanya kalau udah mimpi ketemu ular, bakalan cepet ketemu jodoh. Aamiin.
# next di kiri Nisa berhijab pink namanya Ani. Rumah Ani seriiing banget jadi markasnya anak-anak kalau lagi kumpul. Sama keluarganya pun juga deket. Mbak akuntansi ini sedang sibuk nyiapin buat nikahan kakaknya. Sedang menanti mas-mas yang mau ngajak ta'aruf. Cie.
# di kiri Ani ada Anjar. Anjar ini yang sekarang paling jauh. Aku lupa di kota apa, pokoknya di Kalimantan. Kerja di PLN yang sekarang jadi agak jarang komunikasi. Mungkin sibuk yaaa. Tapi selalu nyempetin buat kumpul bareng kalau lagi cuti. Aah, i miss You. Mbak ini juga lagi nunggu mas-mas yang ngajak ta'aruf. Mas siapa? I dont know who.
# terakhir, ini yang paling muda di antara kami berenam. Biasanya sih dipanggil Gembel, padahal namanya Ayu. Mbak ini sedang kerja di bidang properti. Lagi mau S2 Hukum juga katanya. Sedang lelah dengan si abang, entahlah karena apa.

Foto kedua itu diambil di Food Festival di parkir mobil Ponorogo City Center. Momennya H-1 lebaran sekaligus buber berenam. BAru sempet buber karena ya, baru bisa kumpul tanggal 16 Juli. Oiya, itu sesaat setelah ngedate pertamaku sama mas cami, jadi mas cami saya minta enggak usah lama-lama ya kencannya soalnya saya ada janji sama sahabat-sahabat saya. Hihi...

Foto ketiga sayangnya cuma berlima. Momen lamaran. Hehe. Anjar enggak bisa hadir karena ya lagi di pulau seberang. Tapi saya tahu, doa restunya selalu menyertai. Aamiin.

Jadi, H-4 sebelum lamaran saya lagi bbman sama Nisa. Membicarakan trip-nya sama Gembel ke Bromo weekend ini. Lantas saya bilang, 'jadi kalian pilih ke Bromo daripada datang ke lamaranku besok sabtu?' . Lalu grup Besties di Wa heboh, daaaan akhirnya saya baru berbagi cerita soal saya dan mas cami yang saat itu berencana mau lamaran. Shock, haru, bahagia, campur-campur yang kita rasain malam itu. Iya, walaupun hanya lewat chat namun ikatan batin kami begitu kuat. Aaahh, saya kangen. Kangen kalian.

Bahkan sekarang masih sering nyempetin kumpul meskipun kadang hanya berdua atau bertiga. Dan lagi, setelah menikah insha Allah mas cami memboyong ke Magetan, so pasti bakal sedikit lebih jauh sama mereka. Tenang guys, kita akan tetap jadi bagian dari lingkaran itu apapun status kita. Kita masih bisa berkumpul dan membicarakan apapun itu. Saya sayang kalian. Dan pintu rumahku akan selalu terbuka untuk kita semua kelak.

Next target: sesi foto pake piyama berenam, difoto Aris tentunya. Hihihi.

So, do you wanna our bridesmaid guys?

------
Calon Ny. Rizal, diketik dengan rasa kangen yang membuncah.


Souvenir, Tanda Terima Kasih...

Aku & Mama sempat mantap memilihnya

Ini juga lucu dan sudah sangat jarang.

Ini rekomendasi dari sahabat.

Hasil blogwalking bridezilla, dan sempat kepincut.

Ini lucu, tapi pesan dimana selucu itu?

Ini tempat pensil. Identitas mas cami nih

Ini asbak plus tempat lilin di tengahnya

Foto-foto di atas adalah beberapa souvenir yang sempat aku lirik dan bikin tidur tak nyenyak. Kenapa sampai sebegitunya? Hehe, dasar aku saja yang sedang galau capcipcup kembang kuncup.

Mama dan papa antusias banget ngurusin resepsi. Seneng dong, alhamdulillah #peluksatu-satu. Beberapa waktu lalu, selalu ada waktu rapat dari ba'da magrib hingga adzan isya menjelang. Salah satu hal yang dibahas berkali-kali adalah souvenir. Oke jaman sekarang hampir setiap acara, utamanya resepsi pernikahan selalu enggak ketinggalan pasti dapat souvenir. Souvenir sebagai tanda terima kasih atas kehadirannya berbagi doa restu kepada mempelai berdua. Dewasa ini, berbagai bentuk souvenir telah mewarnai kehidupan acara resepsi. Mulai dari barang pecah belah seperti gelas, mangkok kecil, toples, hingga tempat lada dan garam, lalu ada berbagai bentuk kipas, pemotong kuku, pengupas buah, centong nasi, dan lain-lain. Bahkan ada yang ngasih souvenir kaktus dan biji-biji tanaman, lalu pernah dapat pula buku doa dan resep obat herbal. Semakin hari semakin kreatif. Hihi.

Buat yang punya budget lebih untuk urusan satu ini, tentu enggak masalah deh ya mau memilih souvenir seperti apa dan seharga berapa. Tentu juga dilihat berapa jumlah undangan serta kebermanfaatan souvenir. Kalau di kotaku, souvenir khusus diberikan kepada tamu perempuan. Yang laki-laki, enggak dapat, kecuali datang bersama pasangannya, ibunya, neneknya, pacarnya, atau saudara perempuan, atau siapanya sajalah yang penting perempuan.hehe

Setelah beberapa kali membahas perkara souvenir, yang mana papa cukup cerewet, hehe, diputuskanlah salah satu dari foto di atas sebagai souvenir. Bermanfaat, lucu, dan masuk di kantong kami untuk sekitar 1000 undangan. 1000 undangan ini udah undangan gabungan dari undangan papa, mama, aku, dan udah termasuk saudara dekat dan saudara jauh ya.

Beberapa foto di atas aku ambil dari IG vendor souvenir. Yang paling favorit sih evysouvenir dari Jogja. Dari setahunan lebih yang lalu udah sering lirik-lirik evysouvenir, padahal belum ketemu jodoh.hehe..dan selalu mupeng setiap aploud foto baru. Ada juga souvenir yang home base-nya di Semarang. Lalu entahlah, pembuka botol berbentuk sandal unyu itu dapat dari internet, entah kemana aku harus mengorder.

Yang tempat pensil model boneka profesi itu home base-nya di Madiun. Deket sih dan sempat WA-an sama ownernya yang baik banget. Tapi kemarin masih sekedar tanya-tanya ya. Lalu yang terakhir itu barangnya di Malang. Aku punya satu yang warna biru, dulu beli di bapak-bapak yang mobile di dekat kampus. Tapi sekarang bapak-bapak itu setauku punya lapak di Pasar Minggu Malang, pasar yang adanya cuma hari Minggu pagi sampai siang di Kota Malang.

Rencananya, untuk penghematan juga nih, pengemasan akan dilakukan sendiri, oleh siapa? Ya aku dong. Siapa lagi? Untuk urusan souvenir ini diberikan di acara resepsi dari pihak perempuan, jadi yang punya gawe adalah puapa dan mama. Untuk acara di rumah mas cami, belum tahu ya gimana. Oiya, pas aku sharing ke mas cami soal souvenir, beliau oke-oke saja. Ah, groom mah oke-oke ajah. Hua.

Oiya, beberapa minggu lalu sempat mengunjungi salah satu galery keramik di daerah Dinoyo Malang, ditemani Ayu. Rencana awal adalah menanyakan harga gelas keramik yang disablon bakar. Dan setelah enggak sengaja berbelok ke salah satu outlet, ternyata outlet itu adalah outlet yang memang aku gunakan mencari referensi (berdasarkan sticker dari souvenir yang di dapat). Ternyata di Dinoyo selain produk keramik, juga menyediakan berbagai bentuk souvenir. Kan, semakin bingung.