Siang menjelang sore kala itu, tuan berjaket biru ke kotaku, berniat menemuiku di penghujung Ramadhan. Well, kami saling kenal empat hari sebelumnya, 12 Juli. Dan di H-1 lebaran itu beliau mengaku menuju kotaku yang berjarak 30an KM. Iya, hanya 30 KM saja. Namun perjuangannya berpanas ria di hari terakhir puasa itu aku hadiahi sebuah rumah, eh maksudnya adalah kuhadiahi singgah di rumah yang pada akhirnya ditolak olehnya. Kenapa ditolak? Karena beliau mengajakku ke pasar burung. Iya aku tahu ini hanya modusnya saja. Ah, tak apalah. Bagiku yang awalnya setengah takut ketika menjemputnya di depan komplek perumahan, dan mendapati tuan berjaket biru ini seperti dejavu. Dejavu karena jaket biru. Jaket biru yang pada beberapa waktu sebelumnya sempat singgah ke mimpiku. Mungkin itu adalah pertanda bahwa tuan berjaket biru akan datang.
Di pasar burung, tak banyak interaksi di antara kami. Beliau sibuk melihat-lihat burung dan menawar pada penjualnya. Berpindah ke outlet lainnya dan berakhir pada permintaanku untuk meminta tolong menemani membeli beberapa titipan orang rumah. Dan disanggupi olehnya. Bahagia 😂. Destinasi selanjutnya adalah salah satu swalayan yang tidak besar juga tidak kecil. Mungkin memang jalannya harus lebih berlama-lama dengan tuan berjaket biru, di swalayan itu tidak ada barang yang aku cari. Dan mari kita menuju satu-satunya mall di kotaku. Berharap mendapatkan barang itu dan sore itu segera berlalu karena aku ada janji dengan besties untuk buber.
Tak disangka, ternyata justru di mall inilah kami semakin merasa dekat. Beliau memintaku menuju hypermart sendirian dan menungguku di outlet kaset film di depannya. Ya well, tidak masalah bagiku yang memang sudah sering melakukannya sendiri. Dan kejadian setelah itu adalah aku mendapatinya sedang sibuk memilah film lalu iseng saja aku jepret. Selesai membeli kaset, entah siapa yang mengajak, kami malah jalan-jalan di mall itu daaaann inilah yang membuatku tiba-tiba jatuh cinta. Alurnya kemudian adalah beliau memintaku untuk membantu memilihkan baju koko untuknya. Dan kami merasa sama-sama sedekat nadi. Eeaa..
Sebut saja itu tadi kencan pertama. Ah, aku rindu.
Sabtu, 05 September 2015
The First
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar