Rabu, 05 Oktober 2016

Review Dekorasi Ngunduh Mantu

Ngeposting lagi deh tentang dekorasi nikah. Kali ini dekorasi nikah di acara ngunduh mantu di rumah suami. Kami enggak ikut menentukan, ngikut konsep dari mertua dan pihak vendor aja deh. Acaranya sendiri hari Sabtu, 26 Maret 2016. Sehari sebelum resepsi di Ponorogo. Acara sampa hampir tengah malam, bisa dibayanginkan muka lelah kami karena esok subuh harus dirias lagi. hehe

Yaudah, langsung aja cek ricek dekorasi acara ngunduh mantu . . .




Pergola dan Entry Area
Foto prewed yang juga dipajang ketika acara temu panggih dan resepsi








Review Dekorasi Pelaminan

Akhir-akhir ini harus sering bedrest dan enggak boleh capek-capek. Why? Kapan-kapan deh mau posting tentang itu, Insya Allah. Mau setor review tentang nikahan enam bulan lalu dulu deh. 

Dekorasi pelaminan, penting enggak penting sih ya. Menurutku penting, apalagi buat yang punya acara nikahannya dengan serentetan agenda. Di aku sendiri cukup simple (dan irittt, hehehe). Jadi gini, November tahun lalu sudah mulai galau soal mau make salon mana. Di postingan awal-awal sudah bahas sedikit tentang salon-salon rias di Ponorogo. Biasanya paketan rias juga sekalian sama dekorasi pelaminan dan tempat ijab kabul. Bisa juga make jasa decoration yang ada di Kota Reyog.

Setelah November lalu deal makai Nina Salon (Jalan Kumbokarno), dekorasi pelaminan adalah salah satu hal yang kami bahas. Karena akad temu manten dan resepsi beda hari, otomatis aku pakai dua kali dekorasi. Satu dekorasi buat hari Kamis tanggal 24 Maret di rumah, lalu kedua dekorasi untuk hari Minggu tanggal 27 Maret di Gedung Sasana Praja. Kebayang dong dua kali acara. Acara di rumah tetep make dekor kenapa? Karena pas itu rombongan dari pihak suami juga hadir. Ada acara panggih manten, sungkeman, suap-suapan, dll. Overall dekorasi pakai Nina Salon, alasannya adalah karena untuk mempermudah koordinasi. Aku enggak pakai WO, semua mua nya dikerjain sendiri. Sebenernya saat itu terbersit niat untuk dekornya biar diurusi vendor dekorasi. Sempet nanya-nanya sama yang udah, tetapi keputusan terbaik adalah makai Nina Salon. Hehehe. So, dekoranya adalah sebagai berikut....




1. Rumah, 24 Maret 2016


Acaranya sederhana, aku minta Mbak Ari (aka anaknya Nina Salon) dekornya simple aja. Pakai bunga plastik tak apa. Lokasinya enggak luas, jadi disesuaikan aja dengan kondisi yang ada. Jadi sekitar bulan Januari kemarin, Mbak Ari sama Bu Hermin )(aka ownernya Nina Salon) survey lokasi ke rumah. Ya, namanya rumah di perumahan, lahan terbatas ya. Itu nutup jalan semua. Jadinya ya begini. Jadi H-2 terop dan kursi udah dateng duluan. Oiya terop dan kursi ini pesen sendiri, enggak paketan dari Nina. Untuk atapnya juga dibikin sederhana aja. H-1 gebyog coklat beserta tetek bengeknya datang, langsung dipasang dan this is it....





Awalnya aku enggak tahu kalau dikasih gebyog coklat. Pas itu aku malah fokusnya buat acara resepsi pakai gebyog putih. Enggak kecewa sih, malah keliatan Jawa-nya. Dan bisa dibikin pembeda sama acara hari Minggu. 


Satu lagi sama pesen kembar mayang dua pasang di Nina juga. Yang bikin ya abang-abang yang masang dekor itu. Dua pasang pas itu harganya Rp 250.000,-. Kenapa pesan, karena enggak ada yang sanggup buat. Jadi sekalian aja deh.

Untuk dekor meja ijab kabul, simple juga. Sayang fotonya entah kemana. karena acaranya lesehan maka dipinjemi Nina meja pendek bentuknya persegi panjang, kira-kira 1*1 meter. Dikasih layer atau taplak kain satin putih terus dilayer kain satin gold berenda ditata menyilang. Simple tapi eleganlah. hehe... Untuk pricelist dekor akad dibahas review salon ya.


2. Gedung Sasana Praja, 27 Maret 2016

Resepsi dilaksanakan tanggal 27, hari Minggu di Gedung Sasana Praja. Lagi-lagi dekornya aku pasrah sama Nina Salon. Aku cuma minta pakai gebyog putih, simple, bunga campur (hidup dan plastik), ada unsur birunya. Untuk dekor catering, pergola, janur di depan gedung, jalan dari pintu ke pelaminan, aku ngikuuut aja. Emang sih enggak mau ribet aja. Yang penting esensinya. hehe


Gedung Sasana Praja
Simple Pergola

Entry, karpet merah
Dekorasi Pelaminan
Dilihat dari sisi pelaminan

Catering Area




Catering Area
Souvenir Venue, dekat pintu keluar


Bonus :p




Minggu, 25 September 2016

Sesimple Mahar dan Seserahan Kami

'Murahkanlah maharmu, mahalkanlah cintamu', salah satu ungkapan yang kami pegang sewaktu mempersiapkan pernikahan tempo hari. Mahar dan seserahan merupakan simbol bahwa laki-laki telah mampu menafkahi dan memenuhi kebutuhan daripada istrinya. Ada seorang teman (udah menikah lebih dulu) bilang kalau ini nih kesempatan perempuan meminta sesuatu yang diingini ke calon suami. Wah, boleh juga ya pikir saya. Tapi kembali pada esensi pernikahan itu sendiri, 'permudahkanlah'. 

Untuk mas kawin, wajib ada ya. Mas kawin ini akan disebutkan laki-laki ketika mengucapkan ijab qabul, tentunya akan tertera dalam buku nikah. Mas kawin biasanya berupa uang dan seperangkat alat sholat.Check this out our project:


Mahar
Setelah browshing sana sini tentang mahar dan segala yang berbau seserahan (saya sih yang lebih suering blog walking), kami memutuskan untuk menyederhanakan mahar dan seserahan. Waktu itu kami malah lebih fokus pada mempersiapkan beberapa konten yang kami butuhkan untuk kehidupan berumah tangga setelah pernikahan. Bukan, bukan seadanya mahar dan seserahan yang suami berikan, tetapi seperlunya, karena yang lebih besar dan berguna buat berumah tangga juga sedang kami perjuangkan ketika itu.

Fix kami sepakat maharnya adalah uang tunai sejumlah tanggal, bulan, dan tahun akad nikah kami serta seperangkat alat sholat. Memilih nominal tersebut ya karena momentum aja sih. Memang hanya ratusan ribu rupiah yakni Rp 240.316,- . Yakin deh yang nikah tahun 2016 kebanyakan maharnya ada nominal 16 rupiah :p. Nah, untuk nominal tersebut enggak mau dong kami cuma-cuma ngasih segepok uang tunai gitu aja, maunya sih dibentuk gitu, ya namanya juga pernikahan, mas kawin, memorable dong ya tentunya. Awalnya mas pengen dibentuk lambang kesatuan, sekitar sebelum prewed tahun lalu kami sempat survey ke salah satu jasa kreasi mahar di kota gadis, entah kenapa, semenjak menginjak kaki disana kami merasa udah kurang sreg aja. Tapi namanya juga lagi nyari referensi jadi ya, kita capcipcup di sana, dan hasilnya kami enggak cocok sama beberapa contoh model dan harga yang ditawarkan. Selanjutnya kami masih memikirkan uang itu mau kita bentuk apa? Buat sendiri jelas enggak ada waktu ketika itu. Akhirnya setelah mengeliminasi beberapa model dan vendor jasa hias mahar, akhirnya terpilihlah bentuk siluet wajah kami dari samping.




Mahar Uang

Hari terakhir 2015 kami memesan ke Al Hambra Jalan Bathoro Katong Ponorogo. Biaya jasa dan piguranya adalah kalau enggak Rp 250.000,- ya Rp 350.000,0 (subhanallah sudah pikun ><). Uang mahar kami sendiri yang nyiapin, awalnya kami membawa uang lima ribuan dan koin seratusan yang gambar gunungan sebanyak tiga buah, tetapi pas mulai dipasang kok kurang ya tetep dong kita apa kata yang bikin aja deh ya. Hehe.  Untuk uang 16 rupiahnya, kami beli di Al Hambra aja, harganya waktu itu Rp 50.000,- kalau enggak salah ya atau malah kurang dari lima puluh ribu ya dulu.  Hm, sudah lupa.


Piguranya itu ukuran 40x50 cm, pas lah buat nanti dipajang. Kami memilih pigura simple hitam karena kami enggak suka pigura yang berornamen.


Seperangkat Alat Sholat dan Seserahan

Mahar Seperangkat Alat Sholat dan Seserahan Lainnya




Mahar lainnya adalah seperangkat alat sholat. Isinya adalah mukena dan sajadah. Untuk seperangkat alat sholat ini bu mertua yang belikan. Jadi ceritanya, kami enggak mau make jasa hias seserahan karena memang berniat menghias sendiri. Alhasil saya yang bertugas nyari referensi lagi soal hias menghias ini. Februari 2016 lalu, barengan sama keluarga saya sowan ke rumah nenek dan saudara di Surabaya, mampirlah kami ke Pusat Grosir Surabaya atau PGS. Tujuannya ya beli wadah seserahan kayak foto di atas. Sebenarnya itu hanya kardus yang dilapisi kain satin dan dihias renda. Atasnya ditutup sama mika. Saya udah keliling Ponorogo dan sekitarnya buat nyari wadah yang demikian sebelumnya, tapi enggak nemu. Alhamdulillah di PGS ini nemu, tapi dulu isinya cuma 3 dengan 3 ukuran berbeda untuk yang atasnya ditutup mika, ada 3 lagi tanpa tutup alias kita nutup sendiri pake plastik bening bermotif yang biasanya buat membungkus jajanan madu mongso itu. Harganya tawar menawar ya kalau di PGS, waktu itu saya kena kurang dari 180 ribu rupiah, tepatnya saya lagi-lagi lupa. Saya pikir never mindlah, kalau kemahalan yaudah lah enggak papa, kita butuh, meskipun buat beberapa waktu aja.


Seperangkat alat sholat pada foto di atas saya bentuk layaknya bed alias kasur. Idenya dapat dari instagram, saking banyaknya yang saya kunjungi saya sampai lupa IG yang mana. Sebenarnya itu bawahan mukena saya karetin bagian kolorannya, lalu renda bagian bawah saya tarik ke atas ketemu sama yang saya karetin tadi, lalu saya bentuk bunga-bunga. Lalu saya bentuk lainnya sehingga menyerupai kasur. Kotak item aslinya wadah jam tangan, isinya kalung emas.

Seserahan kami lainnya juga simple banget. Kain peach itu mertua yang beli, saya enggak ikut. Saya bentuk apalah pokoknya bagus. Tekniknya yang pake jarum pentul, hehe. Hati-hati asal enggak ngerusak kain aman kok.

Tas item itu aslinya isinya ada gumpalan-gumpalan koran, hehe. Biar tegak berdiri aja deh.

Kosmetik dan daleman. Kosmetik dan daleman saya jadiin satu aja karena biar lebih ringkas. Teknik hiasnya adalah make jarum pentul dan isolasi. Isinya simple ya. 

Sandal. Tinggal masukin aja ke wadahnya sambil  ditata agar sedikit eye catching. 


Sederhana sekali bukan mahar dan seserahan kami. Saran nih kalau mau nyari referensi kreasi mahar, di instagram banyak. Mau langsung dateng ke vendor silakan. Buat seserahan, seserahan itu katanya sih harus keperluan perempuan dari atas sampai bawah. Untuk isinya bisa dibicarain bareng, semisal ada yang ngasih seserahan peralatan mandi, bed cover, dan lainnya. Tapi bagi kami enggak kami include-kan.

Rabu, 20 Juli 2016

Cerita tentang RAPAK

Beberapa tahun lalu salah satu proses sebelum pernikahan adalah penyuluhan tentang pernikahan. Penyuluhan tersebut sempat ditiadakan, etapi angka perceraian malah meningkat, naudzubillah. Maka dari itu dilakukanlah penyuluhan kembali yang disebut rapak. Begitulah sedikit pengantar dari pak penghulu tentang rapak. Rapak ditangani oleh penghulu langsung sehingga jadwal rapak harus disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Ngatur jadwal-lah istilahnya.

Yang wajib hadir adalah kedua calon mempelai, wali nikah, dan penghulu. Pak modin sih waktu itu ikutan juga, beliau sebagai penyambung antara kami dan pihak KUA. Selama rapak, yang disampaikan oleh penghulu adalah seputar pernikahan, kewajiban suami dan istri, serta segudang tips berumah tangga. Ada juga sih latihan ijab qabul untuk calon mempelai pria, tetapi karena kemarin suami sudah pernah latihan ketika mengurus nikah di kantornya, sama penghulu diskip aja bagian ini. Udah clear chit chat  perihal pernikahan, penghulu bakalan ngeliatin berkas isinya tentang data calon mempelai, wali nikah, mas kawin, dan lain-lain. Jadi pas rapak, harus udah tahu mas kawinnya nanti bakal apa, karena nantinya akan diketik di kertas tersebut dan diketik di buku nikah (cie....), dan nanti bakalan disuruh tanda tangan di kertas tersebut. 

Oiya, jadi kemarin setelah pak modin selesai ngedaftarin nikah di KUA, bakal dikasih slip pembayaran oleh bank yang ditunjuk. Dibayarkan ke bank yang ditunjuk oleh KUA tersebut, kalau aku kemarin di BRI. Jadi kalau ijab qabul dilaksanakan di KUA pada hari kerja adalah tanpa dipungut biaya. Jika ijab qabul dilaksanakan di rumah pada jam kerja atau hari libur, baru deh dikasih slip pembayaran tersebut. Bayarnya sejumlah Rp 600.000,- via bank yang ditunjuk.


Rapak kemarin sempet bikin deg-degan sih. Karena yang dilakukan di KUA sama penghulu langsung. Tapi akhirnya enjoy kok. Selain sedikit penyuluhan itu juga dilakukan croscek data. Enggak seseram yang kami bayangkan saat itu kok. Selamat rapak. 

Alur Mengurus Administrasi Pernikahan

Wah sudah lama sekali enggak posting. Blog yang awalnya dibikin buat mendokumentasikan persiapan nikahan ini harus vakum sekian bulan karena satu dan lain hal. Dan sekarang usia pernikahan yang mau genap empat bulan enggak apa-apa deh posting lagi. Enggak akan sedetail seperti tulisan persiapan bridezila lainnya, sekedar review-review yang masih tajam di ingatan saya ya :). Dimulai dari alur mengurus administrasi pernikahan. Check this out:


1. Ke Rumah Pak RT Setempat (sesuai alamat KTP calon mempelai)

Ceritanya ke rumah Pak RT itu meminta surat keterangan bahwa kamu benar-benar warga RT tersebut dan sedang akan mengurus administrasi pernikahan. Surat pengantar gitulah. Setelah ditanda tangani Pak RT atau yang ditunjuk RT buat ttd serta ada stempel RT, surat sakti tersebut dibawa ke kelurahan setempat. Kalau di daerahku bisa langsung menghubungi yang biasa disebut 'Pak Modin'. beliau ini yang biasanya ngurusin begituan. 

2. Ke Kelurahan Setempat

Berkas-berkas yang harus disiapkan ini nih:

1) Surat pengantar dari RT setempat;
2) FC KK;
3) FC KTP calon mempelai;
4) FC KTP orang tua (ayah dan ibu) atau wali;
5) FC Ijazah terakhir;
6) Pas photo calon mempelai 2*3, 3*4, 4*6;
7)  Pas Photo 3*4 orang tua atau wali;
8) FC surat nikah orang tua;
9) Surat keterangan sehat serta kartu tanda suntik TT dari Puskesmas setempat;
10) FC akta kelahiran calon mempelai.

Jumlahnya maaf ya aku lupa, namun selain itu setiap pak modin (atau setiap kelurahan ya) itu beda soal jumlah ini. Siapin 5-10 lembar fotocopy-annya.

Jumlah foto juga berapa ya, yang agak banyak nanti ukuran 3*4 dan 2*3. Buat background foto, jadi sebelum foto mesti dikonfirmasi ke pak modinnya dulu. Kalau sesuai tahun lahir tahun genap background biru dan tahun ganjil background merah. Aku lahir tahun ganjil, tetapi aturan dari tempat kerja suami harus background biru, dan pak modin dulu bilang buat nikah biru jadi ya aku siapin semua aja deh daripada ntar ribet soal foto.

Nah itu berkas-berkas yang harus disiapin sama calon mempelai wanita, dan yang harus disiapin calon mempelai laki-laki yang nantinya akan diserahkan kepada pak modin dari pihak wanita antara lain:

1) FC Akte kelahiran calon mempelai pria;
2) Pas photo 3*4 dan 2*3;
3) Rekomendasi KUA dimana calon mempelai pria tinggal (sesuai KTP);
4) Surat N1, N2, N4 (tanpa N3 karena N3 dibuat oleh pihak calon mempelai perempuan);
5) Berkas-berkas lain jika calon mempelai pria adalah Anggota TNI/Polri.



Dari berkas-berkas di atas nanti akan jadilah surat N1, N2, N3, dan N4.

N1
Surat Keterangan Untuk Nikah. Isinya adalah selembar kertas yang bertuliskan data calon mempelai termasuk status saat itu, Jika pria, apakah jejaka, duda, atau beristri, atau beristri dan berapa istrinya. Jika wanita, apakah perawan atau janda. Dan isian nama suami/istri terdahulu jika ada.

N2 :
Surat Keterangan Asal-Usul. Surat ini menerangkan bahwa calon mempelai adalah benar anak dari pasangan bapak ini dan ibu ini, beserta data yang bersangkutan.

N3 :
Surat Persetujuan Mempelai, Surat ini dibuat oleh pihak wanita. Isinya tentang data calon suami dan calon istri, yang menerangkan bahwa keduanya setuju melakukan pernikahan dan dengan tanpa paksaan. Surat ini ditandatangani kedua calon mempelai.

N4 :
Surat Keterangan Tentang Orang Tua. Surat ini adalah kebalikan dari N2. Jadi isinya adalah data-data orang tua (ayah dan ibu calon mempelai) adalah benar ayah kandung dan ibu kandung dari calon mempelai. Semua surat N1, N2, dan N4 ditandatangani oleh Lurah/Kades setempat.

Dan seluruh berkas awal dan surat N1, N2, N3, dan N4 nanti bakal jadi bekal buat jalan ke KUA. Yang ngurusin tetep Pak Modin, jadi jangan lupa buat minta no HP Pak Modin biar tahu perkembangan selanjutnya.


Nah nanti pak modin bakalan ngedaftarin berkas nikah ke KUA setempat. Paling lambat ngedaftarinnya adalah sebulan sebelum akad nikah. Jika semua berkas sudah lolos (maksudnya lolos adalah memenuhi persyaratan adminitrasi) akan ada sebuah penyuluhan kecil di KUA. Penyuluhan ini dinamakan 'rapak', denger-denger sih rapak diadakan karena angka perceraian meningkat. Cerita soal rapak next post ya. See you.

Selasa, 19 Januari 2016

Serba-serbi Undangan

Untuk acara resepsi pernikahan atau walimahan atau walimatul ursy, undangan merupakan salah satu hal wajib yang harus ada. Kenapa harus ada karena undangan adalah bentuk pemberitahuan resmi dari yang punya hajat, dalam hal ini orang tua mempelai, ingin berbagi kebahagiaan kepada teman, kerabat, dan beberapa yang dianggap penting dan perlu untuk diundang. Mungin urusan undangan ini sepele, namun tetap harus diperhatikan, terutama soal lama pengerjaan. Hal tersebut akan terkait dengan masalah distribusi. Yakin deh, enggak akan kelar sehari doang urusan distribusi ini. Karena kita juga masih harus ngurusin printhilan lainnya.

Well, sejak beberapa bulan lalu saya sengaja hunting vendor percetakan undangan di Ponorogo. Saya juga blogwalking di dunia maya perkara undangan. Sekarang yang lagi booming adalah undangan model Shabi Cic atau yang banyak bunga-bunga dengan warna-warna pastel atau kalem, tanpa foto prewedding. Eh, bisa juga sih model shabi cic dikasih foto, tergantung bagaimana settingannya. Mau nyari inspirasi model undangan, di instagram buanyak. Kebanyakan home base nya di daerah Jogja. Tapi saya belum tertarik buat pesan undangan secara online. Bukan karena apa-apa sih, ya karena tidak berminat saja kecuali sedikit mengambil inspirasi dari sana. Hehe.


1. Vendor Percetakan
Selain browshing, saya juga tanya-tanya ke teman yang sudah nikah. Masalah percetakan ini relatif. Saya enggak bisa ngejudge percetakan A bagus, B kurang, C jelek. Sekalli lagi, ini relatif. Selain nanya ke teman, saya juga baca di undangan yang ada di rumah. Biasanya akan tertera dimana memesan undangan tersebut.
Di Ponorogo, vendor berikut yang sempat saya datengi sebelum memutuskan Fresco:
a. Eva Print. Jalan Lawu Ponorogo.
b. Harry Print. Jalan Jaksa Agung Ponorogo (barat Telaga Intan).
c. Fresco. Jalan Pramuka Ponorogo (belakang Putra Sala Group).
Tidak banyak memang yang saya kunjungi. Namun selain itu saya tetap tahu ada vendor lainnya. Saya nanya perihal pemesanan tentunya. Akhirnya dengan tidak banyak pertimbangan, akhirnya memilih Fresco.

2. Memilih Jenis Undangan
Jenis undangan di sini saya maksudkan adalah hardcover dan softcover. Kasarannya undangan yang hard itu tebal, soft itu tidak tebal, hehe. Setelah rapat keluarga, kami sepakat memilih soft cover. Alasannya selain karena akan lebih murah harganya, ya karena akan disesuaikan dengan kebutuhan. Karena bagi kami esensi dari undangan adalah pemberitahuan resmi. Soft cover dengan pemilihan kertas, laminasi, desain, dan ukuran yang tepat akan sangat tidak mengurangi dari esensi dan subjek dari yang punya hajat. Kesannya yang hard memang mewah, mungkin bagi sebagian kalangan akan dianggap sebagai prestise dari yang punya hajat. Kembali kepada pribadi masing-masing untuk memilih hard cover dan soft cover. Bijaklah dalam menentukan hal sesederhana ini 😃.

3. Desain Undangan
Jika sudah memilih jenis antara soft cover atau hard cover, kemudian desain. Jika menginginkan foto prewed ditaruh di undangan, jangan lupa foto dulu sebelum pesan. Hehe. Bisa juga sih belum foto tapi udah pesan, tapi atur aja waktunya biar pas ndesain dan naik cetak udah beneran dipasang dan diatur tuh foto. Di percetakan nanti bakal ada jutaan contoh undangan, bisa dijadiin referensi.

1) Tentukan warna tema
Di nikahan saya warna tema adalah biru. Di undangan juga gak akan beda jauh. Biru. Menentukan warna juga akan mempermudah desainernya buat ndesain undangan sesuai permintaan.

2) Foto Prewedding
Menurutku lebih baik ngasih fotonya sejumlah yang mau dipasang aja. Biar masnya enggak bingung. Foto yang unik akan menambah artistik undangan. Banyaknya foto prewed nanti bisa jadi mempengaruhi bagaimana bentuk undangan.

3) Desain Lain
Bisa disesuaikan dengan kepengenan dan  jangan lupa konsultasikan ke masnya.

4) Wording Invitation
"Hawa dijadikan dari pada tulang rusuk Adam, bukan dari pada kepala untuk dijadikan atasnya, bukan dari pada kaki untuk menjadi alasnya, melainkan dari sisinya untuk dijadikan teman hidupnya, dekat dengan lengannya untuk dilindungi dan dekat dihati untuk dicintai". Selain surat Ar Rum 21, saya juga pengen ini ada di undangan. Kenapa? Agar senantiasa ingat sama asal kita, bagi yang ingat. Hehe

4. Deal Harga
Obrolin sama ownernya ya. Gunakan yang seminim mungkin untuk hasil yang maksimal. Hehe

5. Keep Contact sama Vendor
Pada dua minggu setelah pesan atau sesuai kesepakatan, jangan lupa kontak vendor ini buat nanyain gimana desainnya. Enggak harus datang, via smart phone juga bisa. Ini akan mempermudah karena kita bisa tahu desainnya, bisa usul ini itu, bisa merevisi jika ada redaksi yang salah. Setelah desain clear dan enggak bakal ada revisi lagi, vendor akan ngasih satu undangan yang dicetak sebagai sample. Nanti undangan yang jadi akan kurang lebih seperti itu bentuknya. Hehe


Udah kepanjangan cuap-cuap soal undangan. Maaf ya belum ngasih foto undangan di sini.


January on Progress (1)

Selamat datang 2016. Lama sekali enggak posting soal progress persiapan kami setelah prewedding akhir November tahun lalu. Sehari setelah prewedding, kami memang sudah menerima file editing. Cepet kan. Maaf enggak bisa kami share di sini fotonya. Kenapa? Karena akan lebih baik begitu. Bisa dicek di instagramnya Ariessphoto ya. 😃

Bulan-bulan Desember kemarin masih terbilang sangat slow tentang persiapan pernikahan kami. Entah antara saya dan mas cami, begitu juga dengan orang tua dan beberapa vendor. Sellow banget deh pokoknya. Yang saya ingat, mas cami ulang tahun Desember kemarin 🎉🎊. Selain itu juga ngeberesin beli kain yang belum selesai. Oiya, sambil sedikit mengumpulkan berkas untuk persiapan nikah kantor di batalyon.

January on Progress:

1. Undangan
Sejak awal kami berencana bulan Januari memesan undangan. Masih agak lama memang, namun harus segera dihandle karena harus sudah jadi minimal H-30. Setelah hunting beberapa vendor percetakan di Ponorogo yang relevan, saya dan mama memilih Fresco di Jalan Pramuka, tepatnya belakangnya Putra Sala Group. Jadi akhir Desember kemarin saya dan mama menuju Fresco. Sekalian bawa foto buat yang dipasang di undangan. Setelah ngobrol banyak sama Mas Andy, ownernya Fresco, soal desain, model, bahan kertas, dan harga tentunya, saya ngisi form yang isinya adalah tentang redaksi undangan. Soal harga bergantung sama banyaknya pesanan, jenis dan berat kertas. Sekarang lagi proses naik cetak. Untuk sample undangannya, diprintkan satu sama Mas Andy.

Di Fresco, harga sudah termasuk plastik pembungkus undangan, desain (beberapa kali kami revisi foto 😂), dan kartu souvenir. Kartu souvenir ini bisa milih salah satu. Maksudnya kartu yang ditaruh di souvenir, yang ada tulisan 'Terima kasih atas kehadiran dan doa restunya', atau kartu souvenir untuk nukerin souvenir. Tapi kalau pesan souvenir sekalian di Fresco, bisa dapet dua-duanya sebagai bonus undangan.

Desain undangan saya maunya simple dan ada unsur biru. Dan desain yang dikirimkan emang beneran simple elegan lucu dan lux. Sukaaaa. Terima kasih Fresco.

Fresco:
Jln. Pramuka 02 Ponorogo. WA: +6285856091234. Email: frescolabs@gmail.com

...to be continued