Source: Instagramnya Owly
Raja dan ratu sehari. Yes, ungkapan itulah yang sering terdengar ketika acara resepsi pernikahan digelar. Sepasang pengantin bak raja dan ratu sehari. Karena konon katanya, every king need a quen. Hehe
Oke, untuk acara resepsi aku mantap memilih paes ageng muslim. Paes ageng muslim? Kurang lebih seperti foto di atas. Itu adalah pernikahan teman SMP sekitar setahun lalu. Tren seperti itu kembali booming, karena ya life circle, selalu berputar, termasuk perkara model baju. Di foto itu tampak mempelai perempuan tidak berhijab ya, namun sebenarnya dia menggunakan manset warna kulit dan kerudung hitam di atas paes. Tetap menggunakan prada emas pasangan, karena katanya enggak bisa jika dilukis langsung (pidih). Jadi urutannya itu adalah manset warna kulit dilapisi dodotan kemben lalu terakhir menggunakan rompi hitam. Aksesoris lain seperti sunduk mentul, kalung 3 shap, anting-anting semuanya sama. Sedangkan untuk mempelai laki-laki, tetap sama ya dengan biasanya.
Kenapa memilih paes ageng?
Dewasa ini, ketika menghadiri acara pernikahan entah saudara atau teman, kebanyakan adalah menggunakan riasan muslim. Iya, aku berhijab. Dulu sempat galau mau memakai warna tema apa. Warna yang sedang booming sekarang adalah warna-warna kalem seperti peach, abu-abu, pink muda, dan warna-warna hangat lainnya. Sempat mikir, wah pake peach bagus nih. Tapi setelah liat foto-foto yang menikah menggunakan warna peach, difoto keliatan kurang segeerrr. Seger? Emang es buah?
Iya. Sebenarnya karena bingung warna tema. Lalu, tiba-tiba teringat tentang rias paes ageng muslim dan akhirnya, well rias paes ageng muslim dengan baju beludru hitam. Mas cami sih oke-oke aja, asal calon istri senang katanya, harus itu, hehe. Tapi warna tema untuk orang tua, among tamu, dan lainnya juga tetap ya harus diperhatikan, karena berkaitan pula dengan warna tema untuk dekorasi. Selain karena galau soal warna, alasan sebenarnya karena aku tinggal di Jawa, pengen banget unsur Jawa-nya kental di acara nikah. Secara kan akau ratunya, apa mau ratu dong. Hehe..bercanda. ya karena sudah jatuh cinta saja dengan rias dan baju model ini. Simple elegant. True?
Tapi tetep nih, perlu rundingan lebih lanjut lagi sama rajanya. Y karena terpisah jarak inilah, daripada misscom, akhirnya bahasnya lewat bbm hanya sewajarnya saja. Hiks.
Sabtu, 29 Agustus 2015
Paes Ageng Muslim Pilihan Kami
Kamis, 27 Agustus 2015
Rindu Kamu
Berikan aku secawan madu untuk menawar rindu
Berikan aku selembar tiket untuk menangkap temu
Rindu..bertemu..
Rindu..segalamu..
Rindu..menguji sabarku..
Rindu..kamu..
Kamu..calon suamiku.
Review Sewa Gedung Sasana Praja
Gedung Sasana Praja Jalan Diponegoro Ponorogo #abaikanfotoyangblur
Tarif Type A
Tarif Type B, ini kalau hiburannya band
Tarif Type C, kalau hiburannya musik electone
Alhamdulillah keluarga sangat semangat dalam persiapan ini. Ini apa? Ah, rasanya saya masih belum percaya jika mau menikah. Jadi mau menyebut persiapan pernikahan saja, hati sudah dagdigdug. 😂😍
Alhamdulillah papa dan mama sepakat menggunakan Gedung Sasana Praja. Setelah mencari info melalui salah satu rekan kuliah mama, akhirnya didapat info yang pada intinya jika mau membooking gedung dapat langsung menghubungi Mbak Ika di Bagian Umum Pemkab. Lokasi kantornya di lantai 1 gedung tingkat 8 (aku lupa nama gedungnya), di dekat lift, bagian kiri resepsionis. Mbak Ika menjelaskan perihal persewaan gedung sambil mengeluarkan selembar brosur. Entah ya aku kurang tahu apakah harga di brosur itu untuk kalangan umum atau untuk kalangan PNS saja (mengingat gedung ini adalah milik Pemkab dan dalam persewaan gedung menggunakan nama papa yang juga PNS). Yang jelas dari brosur it sudah sangat jelas fasilitas apa yang didapatkan. Untuk Type B itu untuk hiburannya band, sedangkan type C hiburannya musik electone. Kenapa beda? Ya karena kebutuhan listriknya akan berbeda pula. Mbak Ika orangnya asik sih, selama kita juga asik sama beliau. Hehe
Oiya, maafkan foto gedung di atas yang ala kadarnya. Foto diambil di atas mobil berjalan. Jadi kan karena mas cami belum tahu gedungnya, aku fotoin deh pas lewat sana disetirin papa. Jadi soal gedung beres ya, tinggal menghubungi bagian pelaksana H-7. Alhamdulillah, satu udah keurus.
Dan oke, di atas udah ada sedikit bocoran tarif sewa SP guys. Selamat merenungkan. Hihi
Cheers,
Calon Ny. RA 😍
Resep Jamur Kentang Mekuhi
Beberapa waktu lalu, mas cami menyodorkan proposal jangka panjang, doski kalau kerja mau bawa bekal makan siang, dan enggak mau sayur berkuah. Ya well, sebagai calon istri yang juga sedang belajar masak, akhir-akhir ini semakin rajin googling masakan apa ya yang cocok untuk bekal suami kerja. Menunya simple tapi enggak bikin bosan dan bergizi tentunya. Dan pagi tadi, tiba-tiba pengen masak yang beraroma kentang. Dan voila, akhirnya tercetus ide buat masak Jamur Kentang Mekuhi alias jamur tiram dimix sama kentang lalu dikasih jagung cabai merah dan brokoli. Kenapa mekuhi? Itu singkatan merah kuning hijau aja sih. Didapat dari warna cabai merah, jagung, dan brokoli. 😂
Ini aku posting supaya enggak lupa aja sih, syukur-syukur ada yang baca blog ini. Hihi. Nih contekan resepnya:
Bahan:
(Banyaknya sesuai selera dan kebutuhan ya guys)
1. Kentang.
2. Jamur tiram.
3. Brokoli.
4. Jagung manis.
5. Cabai merah.
6. Bawang merah + bawang putih + bawang bombay.
7. Garam.
8. Gula.
9. Penyedap rasa (aku pakai Royco ayam).
10. Saus tiram (aku pakai Saori).
11. Air.
12. Tomat.
Cara Memasak:
1. Kupas kulit kentang, cuci bersih, iris sesuai selera.
2. Cuci bersih jamur tiram, iris memanjang/suir-suir.
3. Iris brokoli per kuntum, cuci dengan air garam, diamkan.
4. Cuci bersih cabai merah, iris bulat kecil.
5. Cuci jagung manis, pipil.
6. Goreng bawang putih hingga harum.
7. Masukkan bawang merah dan irisan tomat, goreng sampai setengah matang.
8. Masukkan kentang, aduk rata.
9. Masukkan bumbu-bumbu garam, penyedap, dan gula.
10. Masukkan jamur tiram, jagung, brokoli plus saus tiram.
11. Masukkan air secukupnya.
12. Masukkan brokoli. Aduk hingga merata. Diamkan hingga air asat.
13. Hidangkan.
Rasanya, nilai 9 lah dari 10. Hehe. Yaiyalah, dimasak-masak sendiri, dimakan sendiri. Abang masih di Bogor sih ya. Hiks. Okay. See you di resep lainnya.
Rabu, 26 Agustus 2015
Ponorogo dan Vendor-vendor Pernikahan
Halo Ponorogo. Kota kecil di bagian selatan Jawa Timur ini merupakan kota yang berada di bawah pengaruh jawa bagian tengah. Bahasanya cenderung halus meskipun kadang terkesan galak karena terbawa tokoh Warok dalam kesenian Reyog. Kotanya atau lebih tepatnya kabupaten ini jauh dari kata macet dan mau kemana-kemana terasa dekat. Well, membaca blog persiapan pernikahan para bridezilla yang kebanyakan di kota besar sedikit mempengaruhiku dalam menuliskannya. Di Ponorogo dipastikan tidak akan ribet dalam memillih vendor-vendor pernikahan. Bukan karena terlalu sedikit vendor yang tersedia. Namun kembali bahwa Ponorogo itu kabupaten kecil yang tidak ribet segala sesuatunya. Tinggal kita bagaimana memilah dan memilihnya.
Banyak kok vendor-vendor salon rias pengantin di Ponorogo. Menyebar di berbagai daerah di Ponorogo. Kembali kepada kita calon konsumen mau menggunakan salon mana. Sejauh ini aku memang belum survey karena jujur saja masih bingung bin galau mau makai salon mana. Soal hasil riasan, itu relatif ya. Setiap orang akan berbeda dalam memberikan pendapatnya. Namun yang jelas, setiap salon rias pasti memiliki kekhasan sendiri dan itulah nyawa dari riasan pengantin. Raja dan ratu sehari.
Rumahku di kawasan Kecamatan Kota. Di sekitar rumahku tidak ada salon rias pengantin. So far ak menghimpun info dari beberapa teman dan saudara yang sudah menikah, dari sahabat-sahabat via grup WhatsApp, dan mencoba membandingkan hasil riasan dari masing-masing foto dari salon yang bersangkutan melalui sosmed. Hasilnya malah bikin semakin galau. Hehe. Namun yang jelas, vendor salon yang akan aku ambil berlokasi di Kecamatan Kota, memiliki baju pengantin yang aku inginkan, paket yang ditawarkan oke, dan yang paling penting adalah cocok di kantong. Tetep ya.
Vendor selanjutnya yang tak kalah penting adalah gedung resepsi. Bagi yang acaranya diadakan di rumah, tentu coret saja ya list gedung resepsi. Nah karena rumahku berada di perumahan yang notabene terbatas lahannya, jadi ya menggunakan gedung resepsi. Tidak banyak gedung resepsi yang ada di Ponorogo dan ini akan sangat memudahkan. Kalau gedung yang paling dekat dengan rumah adalah Graha Nirwana. Sempat melirik gedung ini karena lokasinya deket banget sama rumah, jadi biar mudah tinjau lokasi dan wira-wirinya. Belum sempat survey langsung ke TKP. Namun perlahan opsi menggunakan Graha Nirwana gugur karena beberapa hal. Jadi ortu yang sering dateng ke kondangan, salah satunya adalah ke Graha Nirwana ini bilang kalau kurang sreg mau ngadain acara di sana, padahal lahan parkir luas, lokasi strategis di pinggir jalan utama Ponorogo-Madiun, dan deket sama terminal. Selain itu ternyata berdasarkan info dari mulut ke mulut, harga sewa gedung ini mahal cin kalau dibandingin lainnya. Berapa pastinya enggak tahu ya, yang jelas untuk acara malam hari sekitar kepala 6.
Next ada Tambak Kemangi Resort Jalan Juanda Ponorogo. Ini bukan gedung sih ya. Konsepnya semi outdoor. Ke Tambak Kemangi sekali lagi aku dapat info dari saudara yang kebetulan awal bulan ini mengadakan resepsi di sana. Dia bilang kisaran 4,5. Ditambah parkir 200K. Jadi katakan total 4,7. Tempatnya menurutku cozy. Mudah dijangkau juga. Namun lahan parkir enggak seluas Graha Nirwana.
Lalu ada gedung Sasono Kresno. Gedung ini terletak di Jalan Urip Sumohardjo, Pasar Songgolangit ke arah barat. Termasuk gedung lama buat acara nikahan. Muat berapa orang yang jelas gedung ini lebih kecil dan banyak pilar di dalamnya. Harga yang ditawarkan kisaran 3,5. Info ini didapat dari sahabatku yang bulan depan kakaknya ada acara di sini.
Graha Watudakon milik STAIN Ponorogo masuk list dalam memilih gedung. Gedung yang berada di area kampus ini setauku memang sudah sering digunakan untuk resepsi pernikahan. Beberapa minggu lalu aku menanyakan info ke salah satu petugas keamanan gedung. Oleh beliau diarahkan menuju bagian umum kantor tata usaha kampus. Dan setelah ke sana, kurang beruntungnya enggak ketemu sama kabag umumnya, namun ketemu sama staf bagian umum yang (maaf) agak judes. Dengan penuh hormat dan sungguh-sungguh, aku menanyakan bagaimana alur menyewa gedung itu beserta tarifnya. Dan jawaban yang aku dapatkan, 'mbaknya dari mana, gedungnya enggak disewakan'. Udah gitu doang, dan akhirnya saya malas lagi balik buat nanyain. Bye bye deh Watu Dakon
And the last ada Gedung Sasan Praja (SP). SP ini milik Pemkab Ponorogo. Letaknya di pusat kota, dekat dengan alun-alun dan strategis. Gedung berlantai dua ini memang terkesan mewah untuk ukuran kota kecil ini. Hehe. Sewa gedung ini ada beberapa type, tergantung penggunaannya. Dan, mama papa akhirnya sepakat menggunakan gedung ini insha Allah. Cerita lengkapnya aku posting di lain kesempatan yes.
Selain salon rias dan gedung, di Ponorogo yang bisa diurus adalah vendor dekorasi. Jauh sebelum dilamar, sempat membicarakan vendor dekorasi dengan sahabatku. Usut punya usut, jikalau dekorasi udah satu paket dengan salon rias, jatuhnya akan lebih mahal. Ya minimal sejeti lah. Soalnya salon kadang juga menggunakan dekorasi rekanan. Sejauh ini ada dua vendor dekorasi yang jadi bahan pertimbangan. Pertama adalah Hardy Decoration Jalan Janoko. Ini sih saran dari sahabat. Belum sempat nanya ke sana karena memang belum sempat. Yang kedua entah apa namanya, yang jelas pemiliknya bernama Pak Cuprus, alamat di Jalan Semen Remeng. Soal harga kabarnya Pak Cuprus ini dibawahnya Hardy Decoration. Pak Cuprus ini rekomendasi dari temen mama sewaktu nanya-nanya soal SP. Yang jelas, yang harus diperhatikan adalah panjang dan tinggi lokasi dekorasi, pakai bunga palsu atau bunga hidup atau campuran, selebihnya hampir sama ya mulai dari janur depan, standing flower, karpet, dan semua-muanya dekorasi.
Vendor selanjutnya adalah CATERING. Ini yang pasti bakal habis banyak 😂. Ya iyalah. So far belum diputuskan menggunakan catering mana, karena memang ada banyak rekomendasi dan belum ada sama sekali yang kami tindaklanjuti. Lagian kalo di kota kecil gini, enggak akan ngaruh catering rekanan sama gedung. Jadi mau pakai catering mana aja boleh aja, enggak ada charge khusus semisal tidak menggunakan catering rekanan gedung.
Undangan. Undangan ini mutlak dan harus ada. Maunya sih enggak mahal dan soft cover aja. Desainnya bagaimana belum deal juga. Satu offset sempat aku datengin sih beberapa hari lalu, yaitu Eva Print di Jalan Lawu. Sempat juga ditawari temen yang punya usaha percetakan, namun belum ada pembicaraan lagi sih.
Souvenir. Jaman sekarang semua acara kayaknya selalu dikasih souvenir ya. Mulai dari barang pecah belah, kipas, gunting kuku, dan lain-lain. Dari awal mama dan aku sudah memutuskan bakal ngasih souvenir apa. Tapi papa lagi-lagi turut andil dan kurang sreg dengan souvenir pilihan kami. So, belum diputuskan. Ada beberapa toko souvenir di Ponorogo, cuma aku yang kurang sreg. Alternatifnya adalah online souvenir dari Jogja. Selain itu kemarin pas ada kesempatan ke Malang, aku mengunjungi salah satu galery kerajinan keramik yang ternyata juga menyediakan aneka ragam souvenir. Setidaknya sudah dapat gambaran berikut range harga jika pesen 1000 souvenir.
Dokumentasi. Selain dokumentasi atau fotografer rekanan dengan salon rias, sekarang menjamur fotografer freelance. Tapi sudahlah, bukan pasrah atau gimana, tapi aku sudah terlanjur jatuh cinta sama segala jepretannya Ariessphoto. Jadi, insha Allah akan selalu menggunakan Ariessphoto ini.
Mm..apalagi ya yang bisa dipenuhi di Ponorogo sendiri? Aku rasa cukup dulu y postingannya, capek cin. See you.
Selasa, 25 Agustus 2015
Alhamdulillah, One Step Closer
Sungkem satu-satu
My Besties, sayangnya minus Anjar nih yang lagi di Borneo
Sabtu 1 Agustus 2015.
Tidak ada yang menyangka awal bulan Agustus akan menjadi hari bersejarah. Alhamdulillah acara terlaksana dengan lancar dan tanpa halangan. Rombongan mas cami datang tepat waktu. Sempat ketar-ketir takut tempatnya tidak cukup, karena mas cami juga mengikutsertakan teman-teman satu lettingnya dari kesatuan tempat mas cami mengabdi. Tapi masalah teratasi karena sebagian yang hadir duduk santai di ruang TV.
Acara dibuka oleh pamannya mama sekaligus juru bicara keluarga. Setelah itu menanyakan maksud kehadiran rombongan mas cami sekeluarga. Dari pihak mas cami diwakili oleh pakdenya mas cami, alias kakak laki-lakinya ibu camer. Ketika pakde mengatakan maksud kehadirannya untuk meminangku sebagai pendamping hidup mas cami untuk selamanya, deg-degan syekali. Posisiku yang saat itu duduk di samping mas cami, di tengah para tamu, cuma bisa memandang karpet dan memain jari jemari sambil sesekali berbisik lirih ke telinga mas cami. Huwa. Deg-degannya itu lo. Ruarrrr biasa. Tanpa banyak cakap, pamannya mama menanyakan ke aku apakah aku bersedia, dan aku cuma senyum-senyum manja. Ecie. Lalu selanjutnya adalah memasang cincin. Iya, cincinnya cuma satu dan kegedean pula. Hehehe. Ya namanya juga darurat. Maka dari itu, akhir kata mas cami memasangkan di jari manis. Sempat bingung di jari manis kanan atau kiri. Iya, kita tiba-tiba jadi blank dipasang di sebelah mana. Ah, yang penting terpasang di jari manis. Setelah cincin terpasang yang dibahas adalah masalah hari, penentuan hari belum deal saat itu karena sempat ada perdebatan di luar lamaran pagi itu. Akhirnya yang dibahas adalah sedikit alur pengajuan nikah di kantor mas cami. Acara selanjutnya adalah makan-makan.
Alhamdulillah, one step closer. Terima kasih y Allah, terima kasih mama papa, mas cami, ayah ibu, saudara-saudara, sahabat-sahabatku (Ani, Aneke, Ayu, Annisa, Anjar), Aris dan Ipaq udah motoin, tetangga-tetangga yang hadir dan mendoakan. Kami mohon doa restu atas niat baik kami.
Ini nih IG-nya Arries Photo. .yang mau hubungi Aris ada kontaknya di bio IG kok( https://instagram.com/p/50mBWcODZV/ ).
Senin, 24 Agustus 2015
Persiapan Lamaran
Siapa sih yang enggak pengen dilamar? Siapa sih yang enggak seneng kalau lelakimu bilang mau melamar?
Alhamdulillah wasyukurilah, bulan lalu mas cami mengajukan proposalnya untuk melamarku. Rasanya jangan ditanya karena memang nano-nano. Latar belakang kita yang memang baru kenal lalu lamaran, seolah memang seperti percaya enggak percaya. Tapi ini skenario Tuhan. Percayalah ini yang terbaik.
Jadi ceritanya Selasa malam mas cami menelepon ngasih info kalau Sabtu pagi beliau beserta keluarga, kerabat, dan sahabat mau datang ke rumah, sekalian bawa hantaran katanya. Ya kaget sih, karena memang belum persiapan apa-apa. Lalu malam itu juga diadakan rapat dadakan di rumah guna membahas acara weekend itu. Dan beberapa hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Konsep Acara
Lesehan di ruang depan. Bertindak sebagai juru bicara adalah pamannya mama. Yang diundang adalah beberapa saudara dekat, beberapa tetangga dekat, serta sahabatku. Acaranya pagi. Rundown sih menyesuaikan sikon. Yang jelas ada acara peminangan dari pihak mas cami #ecie, pemasangan cincin buat aku, doa, dan makan-makan.
2. Konsumsi
Ini harus ada di setiap acara ya. Konsumsi kita sekeluarga sepakat konsepnya prasmanan dan masak sendiri #hematbeb. Hidangannya antara lain list-nya adalah nasi, mie goreng, capjay, ayam goreng, sate ayam Ponorogo plus lontong, urap-urap, sayur tempe pedas, kerupuk, es Manado, Aqua gelas, dan pisang. Untuk alat makan alhamdulillah mama sudah menyediakan, tinggal sewa beberapa wadah buat prasmanan dan taplak meja. Selain itu juga ada beberapa makanan ringan buat suguhan tamu, sama teh dan kopi sih.
Oiya, thanks a lot buat mamanya Ani yang udah mau nemenin ke Surya Catering buat nyewa alat prasmanan. Makasih juga buat Ani yang udah mau bantuin memasang taplak dan menata buat tempat prasmanan, kamu berbakat beb..hihi.
3. Hantaran
Hantaran yang dimaksud adalah hantaran balik untuk rombongan mas cami. Hantaran berupa lemper, sosis ayam, madumongso, kue kering, roti marmer by Nabila Bakery, dan makanan berat. Oiya selain itu juga buat yang perempuan aku kasih oleh-oleh roti buaya mini atau crocodile bun dari Bless Bakery. Lucu dan unik bentuknya. Selain itu, filosofi roti buaya adalah lambang kesetiaan.
4. Dress Code
Pengennya sih bajunya kembaran sama mas cami. Ya minimal senada lah warnanya. Namun karena terbatasnya waktu dan mas cami enggak bisa ijin keluar dari mess jadi ya kita pakai baju yang enggak nyambung, hehe.
5. Cincin
Mas cami bilang enggak mau memakai cincin emas. Dan lagi-lagi karena terbatasnya waktu, ibu camer baru bisa beli cincinnya H-1 sebelum acara. Itu pun ditemenin Dik Dita, iya karena mas cami baru bisa keluar mess setelah Magrib. Cincinnya seperti apa, SURPRISE katanya.
6. Dokumentasi
Ini juga hal wajib yang harus ada. Sejak sebelum kenal mas cami, sudah punya cita-cita nanti kalau lamaran make Ariess Photo. Setelah galau make atau enggak, akhirnya make deh. Makasih beb Aneke yang udah mau nyomblangin sama bebeb kamu soal dokumentasi. Untuk kontaknya next ya di-share. Atau coba deh cari ariessphoto di Instagram, and you'll find it guys.
Well, seperti maraton nyiapin semuanya. Belum lagi jadwal belanja. H-2 sebenarnya ada sedikit drama dari mas cami. Beliau dapat tugas untuk ngepam RI 1 alias Pak Jokowi yang akan kunjungan ke Jombang (pas itu ada acara Muktamar NU). Daaan beliau mau menunda lamaran. Jeng..jeng..siapa yang tidak sport jantung cin. Untung saja, H-1 sudah dapat keputusan kalau akhirnya mas cami sekeluarga akan tetap datang sesuai rencana. Alhamdulillah. Tapi masih deg-degan sih. Well, lanjut postingan selanjutnya ya. See you.