Halo Ponorogo. Kota kecil di bagian selatan Jawa Timur ini merupakan kota yang berada di bawah pengaruh jawa bagian tengah. Bahasanya cenderung halus meskipun kadang terkesan galak karena terbawa tokoh Warok dalam kesenian Reyog. Kotanya atau lebih tepatnya kabupaten ini jauh dari kata macet dan mau kemana-kemana terasa dekat. Well, membaca blog persiapan pernikahan para bridezilla yang kebanyakan di kota besar sedikit mempengaruhiku dalam menuliskannya. Di Ponorogo dipastikan tidak akan ribet dalam memillih vendor-vendor pernikahan. Bukan karena terlalu sedikit vendor yang tersedia. Namun kembali bahwa Ponorogo itu kabupaten kecil yang tidak ribet segala sesuatunya. Tinggal kita bagaimana memilah dan memilihnya.
Banyak kok vendor-vendor salon rias pengantin di Ponorogo. Menyebar di berbagai daerah di Ponorogo. Kembali kepada kita calon konsumen mau menggunakan salon mana. Sejauh ini aku memang belum survey karena jujur saja masih bingung bin galau mau makai salon mana. Soal hasil riasan, itu relatif ya. Setiap orang akan berbeda dalam memberikan pendapatnya. Namun yang jelas, setiap salon rias pasti memiliki kekhasan sendiri dan itulah nyawa dari riasan pengantin. Raja dan ratu sehari.
Rumahku di kawasan Kecamatan Kota. Di sekitar rumahku tidak ada salon rias pengantin. So far ak menghimpun info dari beberapa teman dan saudara yang sudah menikah, dari sahabat-sahabat via grup WhatsApp, dan mencoba membandingkan hasil riasan dari masing-masing foto dari salon yang bersangkutan melalui sosmed. Hasilnya malah bikin semakin galau. Hehe. Namun yang jelas, vendor salon yang akan aku ambil berlokasi di Kecamatan Kota, memiliki baju pengantin yang aku inginkan, paket yang ditawarkan oke, dan yang paling penting adalah cocok di kantong. Tetep ya.
Vendor selanjutnya yang tak kalah penting adalah gedung resepsi. Bagi yang acaranya diadakan di rumah, tentu coret saja ya list gedung resepsi. Nah karena rumahku berada di perumahan yang notabene terbatas lahannya, jadi ya menggunakan gedung resepsi. Tidak banyak gedung resepsi yang ada di Ponorogo dan ini akan sangat memudahkan. Kalau gedung yang paling dekat dengan rumah adalah Graha Nirwana. Sempat melirik gedung ini karena lokasinya deket banget sama rumah, jadi biar mudah tinjau lokasi dan wira-wirinya. Belum sempat survey langsung ke TKP. Namun perlahan opsi menggunakan Graha Nirwana gugur karena beberapa hal. Jadi ortu yang sering dateng ke kondangan, salah satunya adalah ke Graha Nirwana ini bilang kalau kurang sreg mau ngadain acara di sana, padahal lahan parkir luas, lokasi strategis di pinggir jalan utama Ponorogo-Madiun, dan deket sama terminal. Selain itu ternyata berdasarkan info dari mulut ke mulut, harga sewa gedung ini mahal cin kalau dibandingin lainnya. Berapa pastinya enggak tahu ya, yang jelas untuk acara malam hari sekitar kepala 6.
Next ada Tambak Kemangi Resort Jalan Juanda Ponorogo. Ini bukan gedung sih ya. Konsepnya semi outdoor. Ke Tambak Kemangi sekali lagi aku dapat info dari saudara yang kebetulan awal bulan ini mengadakan resepsi di sana. Dia bilang kisaran 4,5. Ditambah parkir 200K. Jadi katakan total 4,7. Tempatnya menurutku cozy. Mudah dijangkau juga. Namun lahan parkir enggak seluas Graha Nirwana.
Lalu ada gedung Sasono Kresno. Gedung ini terletak di Jalan Urip Sumohardjo, Pasar Songgolangit ke arah barat. Termasuk gedung lama buat acara nikahan. Muat berapa orang yang jelas gedung ini lebih kecil dan banyak pilar di dalamnya. Harga yang ditawarkan kisaran 3,5. Info ini didapat dari sahabatku yang bulan depan kakaknya ada acara di sini.
Graha Watudakon milik STAIN Ponorogo masuk list dalam memilih gedung. Gedung yang berada di area kampus ini setauku memang sudah sering digunakan untuk resepsi pernikahan. Beberapa minggu lalu aku menanyakan info ke salah satu petugas keamanan gedung. Oleh beliau diarahkan menuju bagian umum kantor tata usaha kampus. Dan setelah ke sana, kurang beruntungnya enggak ketemu sama kabag umumnya, namun ketemu sama staf bagian umum yang (maaf) agak judes. Dengan penuh hormat dan sungguh-sungguh, aku menanyakan bagaimana alur menyewa gedung itu beserta tarifnya. Dan jawaban yang aku dapatkan, 'mbaknya dari mana, gedungnya enggak disewakan'. Udah gitu doang, dan akhirnya saya malas lagi balik buat nanyain. Bye bye deh Watu Dakon
And the last ada Gedung Sasan Praja (SP). SP ini milik Pemkab Ponorogo. Letaknya di pusat kota, dekat dengan alun-alun dan strategis. Gedung berlantai dua ini memang terkesan mewah untuk ukuran kota kecil ini. Hehe. Sewa gedung ini ada beberapa type, tergantung penggunaannya. Dan, mama papa akhirnya sepakat menggunakan gedung ini insha Allah. Cerita lengkapnya aku posting di lain kesempatan yes.
Selain salon rias dan gedung, di Ponorogo yang bisa diurus adalah vendor dekorasi. Jauh sebelum dilamar, sempat membicarakan vendor dekorasi dengan sahabatku. Usut punya usut, jikalau dekorasi udah satu paket dengan salon rias, jatuhnya akan lebih mahal. Ya minimal sejeti lah. Soalnya salon kadang juga menggunakan dekorasi rekanan. Sejauh ini ada dua vendor dekorasi yang jadi bahan pertimbangan. Pertama adalah Hardy Decoration Jalan Janoko. Ini sih saran dari sahabat. Belum sempat nanya ke sana karena memang belum sempat. Yang kedua entah apa namanya, yang jelas pemiliknya bernama Pak Cuprus, alamat di Jalan Semen Remeng. Soal harga kabarnya Pak Cuprus ini dibawahnya Hardy Decoration. Pak Cuprus ini rekomendasi dari temen mama sewaktu nanya-nanya soal SP. Yang jelas, yang harus diperhatikan adalah panjang dan tinggi lokasi dekorasi, pakai bunga palsu atau bunga hidup atau campuran, selebihnya hampir sama ya mulai dari janur depan, standing flower, karpet, dan semua-muanya dekorasi.
Vendor selanjutnya adalah CATERING. Ini yang pasti bakal habis banyak 😂. Ya iyalah. So far belum diputuskan menggunakan catering mana, karena memang ada banyak rekomendasi dan belum ada sama sekali yang kami tindaklanjuti. Lagian kalo di kota kecil gini, enggak akan ngaruh catering rekanan sama gedung. Jadi mau pakai catering mana aja boleh aja, enggak ada charge khusus semisal tidak menggunakan catering rekanan gedung.
Undangan. Undangan ini mutlak dan harus ada. Maunya sih enggak mahal dan soft cover aja. Desainnya bagaimana belum deal juga. Satu offset sempat aku datengin sih beberapa hari lalu, yaitu Eva Print di Jalan Lawu. Sempat juga ditawari temen yang punya usaha percetakan, namun belum ada pembicaraan lagi sih.
Souvenir. Jaman sekarang semua acara kayaknya selalu dikasih souvenir ya. Mulai dari barang pecah belah, kipas, gunting kuku, dan lain-lain. Dari awal mama dan aku sudah memutuskan bakal ngasih souvenir apa. Tapi papa lagi-lagi turut andil dan kurang sreg dengan souvenir pilihan kami. So, belum diputuskan. Ada beberapa toko souvenir di Ponorogo, cuma aku yang kurang sreg. Alternatifnya adalah online souvenir dari Jogja. Selain itu kemarin pas ada kesempatan ke Malang, aku mengunjungi salah satu galery kerajinan keramik yang ternyata juga menyediakan aneka ragam souvenir. Setidaknya sudah dapat gambaran berikut range harga jika pesen 1000 souvenir.
Dokumentasi. Selain dokumentasi atau fotografer rekanan dengan salon rias, sekarang menjamur fotografer freelance. Tapi sudahlah, bukan pasrah atau gimana, tapi aku sudah terlanjur jatuh cinta sama segala jepretannya Ariessphoto. Jadi, insha Allah akan selalu menggunakan Ariessphoto ini.
Mm..apalagi ya yang bisa dipenuhi di Ponorogo sendiri? Aku rasa cukup dulu y postingannya, capek cin. See you.
Rabu, 26 Agustus 2015
Ponorogo dan Vendor-vendor Pernikahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mba boleh minta CP nya pak cuprus?
BalasHapus